Mayoritas Masyarakat Jabar Menolak Kekerasan Ekstrem

Mayoritas Masyarakat Jabar Menolak Kekerasan Ekstrem

Ekonomi | BuddyKu | Minggu, 11 Juni 2023 - 07:33
share

GenPI.co Jabar - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan fakta bahwa masyarakat Jabar menolak kekerasan ekstrem oleh kelompok-kelompok tertentu.

Kesimpulan tersebut didapat berdasarkan suvei yang dilakukan periode 16 hingga 29 Mei 2022.

"Mayoritas masyarakat Jabar menolak kekerasan ekstrem, tetapi juga masih ada kelompok masyarakat yang mendukung kekerasan ekstrem, seperti ingin ikut berperang atas nama agama ke negara-negara konflik," ujar Ketua Peneliti LSI Rizka Halida, Jumat (9/6).

Menurut kelompok umur, kebanyakan responden yang setuju kekerasan ekstrem dengan alasan membela agama dari kalangan kelompok umur remaja.

Sementara itu, untuk yang tidak setuju didominasi oleh kelompok umur dewasa dan lebih tua.

"Data dari kalangan remaja yang setuju kekerasan ekstrem atas nama agama bisa mencapai 45 persen, makanya perlu dijadikan catatan penting dan perhatian terutama dari pemerintah, bahwa potensinya ada," katanya.

Pihaknya menyimpulkan bahwa secara umum Jabar merupakan provinsi yang toleran dan antikekerasan dalam kehidupan sosial dan keberagamaan.

Mendekati tahun politik, kata dia, perlu ditingkatkan lagi intoleransi mewaspadai dengan potensi tersebut pada 2024.

Hal tersebut sempat terjadi pada 2019, di mana tingkat intoleransi meningkat, tetapi menurun di tahun 2022.

"Bisa naik kembali, tetapi dengan catatan, jika tidak ada langkah-langkah yang dibuat oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mencegah timbulnya intolrensi," katanya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jabar, Lip Hidajat optimistis Tahun 2024 Pemilu Jabar berjalan aman dan lancar.

"Pengalaman pemilu sebelumnya yang tidak ada konflik, lalu semakin bertambahnya kecerdasan dan pemahaman masyarakat di Jawa Barat tentang politik dan keragaman, maka saya optimistis pemilu akan berjalan aman dan lancar," katanya.

Pihaknya mengaku telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi intoleransi.

"Setiap tahun kami lakukan, di antaranya dengan menggelar kemah kebangsaan, yang di dalamnya diisi dengan dialog, game motivation building, dan lain-lain. Hal itu dilakukan agar kondisi nyata keberagaman di Jawa Barat ini bisa dipahami secara komprehansif dan disikapi dengan bijak," katanya. (mcr19/jpnn)

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Topik Menarik