Jawa Barat Berhasil Turunkan Angka Stunting, Jumlah Kasus Lebih Rendah dari 2021
BANDUNG, celebrities.id - Provinsi Jawa Barat berusaha menekan angka kasus stunting, salah satu cara yang dilakukan lewat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Strategi ini akan diterapkan di seluruh Jabar berdasarkan penandatanganan kesepakatan bersama antara Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, sekda 27 kabupaten/kota di Jabar, serta para kepala perangkat daerah baik provinsi dan kabupaten/kota, belum lama ini.
Sekda Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengungkapkan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Jabar mencapai 20,2 persen pada 2022. Angka tersebut menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya, yang mana pada 2021 prevalensi balita stunting 24,5 persen.
"Angka ini lebih rendah dibanding nasional," ujar Setiawan dalam keterangan resminya, Sabtu (18/2/2023).
Diketahui, secara nasional, prevalensi stunting tahun ini turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di tahun 2022.
"Saya pikir ini penurunan sesuatu kabar yang baik bagi kita. Namun, kami juga masih ingin melihat kualitas dari angka penurunan ini," kata Setiawan.
Setiawan mengungkap bahwa dalam upaya upaya penurunan stunting lewat digitalisasi harus ada beberapa hal yang betul-betul diperhatikan, yakni data dan metodologi mulai dari keseragaman cara penimbangan badan, pengukuran tinggi badan, dan lain sebagainya.
Setelah semuanya dinilai baik, lanjut Setiawan, maka disitu intervensi teknologi untuk membebaskan genasi penerus dari ancaman stunting dilakukan.
"Di samping angka prevalensi turun, maka penurunan itu harus benar -benar berkualitas. Kita punya target, saat ini kita sudah mencapai 20,2 persen di tahun 2022. Di 2023 ingin menurunkan kembali di 19,2 persen," ujarnya.
"Kita semua bahu-membahu untuk mencapai target ini," tuturnya.
Setiawan menambahkan, dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, Jabar otomatis memiliki populasi balita yang juga besar. Jika Jabar bisa menurunkan stunting secara signifikan, kata Setiawan, maka tentu prevalensi di tingkat nasional juga bakal menurun signifikan.
"Jangan dibiarkan balita kita terlanjur stunting," katanya.
Untuk diketahui, terkait intervensi digital, Kabupaten Sumedang telah dinilai sebagai kabupaten yang berhasil menerapkan SPBE dan menjadikannya sebagai basis data untuk program penurunan stunting.
Sesuai arahan presiden, aplikasi bertajuk "Simpati" yang dikelola Kabupaten Sumedang perlu direplikasi oleh instansi lainnya baik di lingkup Pemprov Jabar hingga di kementerian/lembaga.








