DPR Pecat McCarthy, Lalu Apa Selanjutnya?
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika, seorang ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang berada di urutan kedua dalam garis suksesi kepresidenan, telah dicopot dari jabatannya. Menghadapi tantangan dari partainya sendiri, anggota DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy gagal mempertahankan jabatannya sebagai ketua DPR dengan perolehan suara 216-210.
Sayangnya empat persen dari anggota faksi Partai Republik bergeser ke Partai Demokrat dan menentukan siapa orang Partai Republik yang dapat menjadi ketua DPR. Saya kira aturan permainan seperti itu tidak baik bagi institusi ini, tetapi tampaknya saya satu-satunya yang berpandangan begitu. Saya yakin saya dapat melanjutkan perjuangan ini, mungkin di forum berbeda. Saya tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai ketua DPR. Saya akan meminta faksi ini untuk memilih orang lain, komentarnya.
Inilah petikan pernyataan Kevin McCarthy, yang pada Selasa sore (3/10) dipecat dari posisinya sebagai ketua DPR. Ini merupakan peristiwa luar biasa dalam dunia politik Amerika karena belum pernah terjadi sebelumnya, seorang pemimpin DPR dicopot dari jabatannya, oleh anggotanya sendiri.
Anggota faksi Partai Republik di DPR dari negara bagian Florida Matt Gaetz memaksa dilangsungkannya pemungutan suara untuk mencopot McCarthy. Ia mengungkapkan rasa frustrasi atas kepemimpinan McCarthy, setelah gagal meloloskan RUU Anggaran yang memprioritaskan agenda-agenda konservatif.
"Menurut saya, utang sebesar US$33 triliun itu adalah kekacauan. Menurut saya, adanya defisit tahunan sebesar US$2,2 triliun dolar adalah kekacauan. Menurut saya, tidak meloloskan rancangan anggaran belanja dengan satu subjek saja adalah kekacauan," tandasnya.










