Sarat Nilai Spritual, Ini 4 Fakta Unik Tari Kecak Bali yang Jarang Diketahui
TARI Kecak merupakan kesenian tradisional Bali yang sangat populer di kalangan wisatawan. Pertunjukan tarian kecak selalu meriah dan menyedot banyak perhatian terutama dari kalangan turis mancanegara.
Tariannya yang unik dan gerakan khas ini ternyata memiliki filosofi dan makna mendalam. Bukan sekadar hiburan, tari kecak bagi masyarakat Bali juga dijadikan sebagai media komunikasi dengan Tuhan dan roh leluhur.
10 Jenis Tari Bali yang Sangat Populer, Jadi Magnet bagi Wisatawan Berikut ini fakta-fakta menarik soal tari kecak.
1. Mengisahkan Ramayana
Stmosfer tarian kecak bisa bikin penontonnya merinding. Tari kecak berhubungan dengan kisah Ramayana dan konsep dramatari.
Tari kecak
Penarinya yang terdiri dari laki-laki duduk melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak", serta mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.
2. Hanya dimainkan laki-laki
Tari kecak hanya dimainkan oleh laki-laki saja. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka.
Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
3. Tarian komunikasi dengan Tuhan
Bukan hanya mengisahkan tentang Ramayana saat barisan kera, membantu Rama melawan Rahwana saja. Ternyata Tari Kecak juga sebagai media berkomunikasi dengan Tuhan, yakni dengan cara mempersembahkan tarian.
Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur. Kemudian, menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
4. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang
Fakta lainnya adalah lagu Tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Pada 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang, dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Balinya.






