Mengenal Lyme Disease, Infeksi Kutu yang Menjadi Biang Masalah Komplikasi
Banyak orang yang mungkin belum mengenal Lyme disease , atau yang disebut juga penyakit Lyme. Lyme Disease merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Borrelia yang ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi.
Bakteri Borrelia adalah kelompok bakteri spiroket yang menjadi penyebab utama lyme disease. Beberapa spesies Borrelia yang diketahui menyebabkan lyme disease pada manusia adalah Borrelia burgdorferi, Borrelia afzelii, Borrelia garinii, dan Borrelia mayonii.
Penularan bakteri Borrelia terjadi ketika kutu yang telah terinfeksi menggigit manusia. Sebelumnya, kutu tersebut telah mengisap darah dari hewan seperti rusa, burung, atau tikus yang juga sudah terinfeksi bakteri Borrelia.
Kutu yang membawa bakteri Borrelia tersebar luas di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Oleh karena itu, lyme disease umumnya terjadi di wilayah-wilayah tertentu di Amerika Serikat, terutama di Midwest bagian atas, negara bagian timur laut, dan Atlantik tengah. Populasi kutu yang terinfeksi di wilayah-wilayah ini lebih tinggi, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit lyme pada manusia.
Selain di Amerika Serikat, lyme disease juga umum terjadi di Eropa dan beberapa wilayah di Kanada, terutama di bagian tengah selatan dan tenggara. Negara-negara seperti Jerman, Belgia, Swedia, dan Prancis telah mengenal Lyme disease karena populasi kutu yang terinfeksi Borrelia cukup tinggi.
Kenali Gejala Lyme Disease
Infeksi lyme disease membutuhkan waktu setidaknya 36 jam sebelum berpindah ke manusia setelah gigitan kutu. Sayangnya, kebanyakan orang tidak menyadari atau mengingat kapan terjadi gigitan kutu pada mereka.
Gejala lyme disease bervariasi dan berkembang secara bertahap setelah gigitan kutu terinfeksi. Pada tahap awal, biasanya muncul benjolan merah kecil di tempat gigitan kutu yang sering disebut sebagai "ruam pertama." Benjolan ini biasanya hilang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Kemudian, sekitar sebulan setelah terinfeksi, gejala lebih lanjut dapat muncul, termasuk ruam merah yang membentuk pola mata banteng yang disebut eritema migrans. Ruam ini dapat membesar secara perlahan hingga mencapai ukuran sekitar 30 cm. Pola mata banteng ini menjadi ciri khas yang sering diidentifikasi sebagai tanda lyme disease.
Selain ruam, penderita juga biasanya mengalami gejala flu, demam, kelelahan, nyeri tubuh, dan sakit kepala. Gejala ini dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa penderita juga mungkin mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
Yang menarik, ruam yang terjadi pada tahap awal penyakit lyme tidak menyebabkan gatal atau rasa sakit, yang membedakannya dari beberapa jenis ruam lainnya.
Jika tidak diobati dengan tepat, infeksi lyme disease dapat menyebabkan komplikasi serius dan memengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk gangguan imun. Hal ini dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi atau penyakit lainnya.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi lyme disease yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi pada ginjal. Hal ini dapat menyebabkan peradangan atau masalah pada fungsi ginjal.
Jika seorang wanita hamil terinfeksi lyme disease, penyakit ini dapat menular pada janin yang ada dalam kandungan. Transmisi borrelia dari ibu ke janin dapat menyebabkan infeksi pada janin yang berdampak serius pada kesehatan bayi saat lahir.
Pengobatan Lyme Disease
Setelah mengenal Lyme disease, tentu langkah pencegahan adalah cara yang tepat untuk mengurangi risiko terinfeksi lyme disease. Saat berada di area berisiko tinggi, seperti hutan, padang rumput, atau area dengan vegetasi lebat, kenakan pakaian pelindung yang menutupi tubuh, seperti kaus tangan, celana panjang, dan kaus kaki. Semakin tertutup kulit, semakin sedikit ruang bagi kutu untuk merangkak.
Oleskan krim anti-kutu yang mengandung DEET atau permethrin pada pakaian dan kulit yang tidak tertutup. Repelan kutu dapat membantu mencegah kutu menempel dan menggigit kulit. Krim ini bekerja dengan mengeluarkan bau atau rasa yang tidak disukai oleh serangga, sehingga mereka akan menjauh.
Setelah berada di area berisiko tinggi, periksa tubuh secara seksama untuk mencari kutu yang mungkin menempel. Periksa daerah-daerah seperti ketiak, selangkangan, kulit kepala, dan area lipatan tubuh lainnya.
Jika tergigit kutu dan berada di area berisiko, segera tangani pada tahap awal. Pengobatan tahap awal biasanya melibatkan penggunaan antibiotik minum seperti doksisiklin untuk anak di atas usia 8 tahun dan dewasa. Untuk anak yang lebih muda, ibu hamil, atau menyusui, amoksisilin atau cefuroxime dapat digunakan. Penggunaan antibiotik ini biasanya dilakukan selama 1421 hari.
Jika gejala lyme disease telah mempengaruhi sistem saraf, perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan dengan memberikan antibiotik melalui pembuluh darah. Penggunaan antibiotik intravena ini biasanya dilakukan selama 1428 hari. Efek samping yang mungkin dialami adalah diare.
Dengan mengenal Lyme disease dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko terinfeksi dan mencegah komplikasi serius yang dapat timbul akibat penyakit ini.








