Ternyata Ini 5 Kekurangan Ojek Online
JAKARTA - Ternyata ini kekurangan ojek online ( ojol ) yang perlu diketahui masyarakat.
Jenis transportasi yang tengah bertumbuh di era digital ini ternyata masih mempunyai sejumlah kekurangan.
Di Indonesia sendiri, ada beragam perusahaan penyedia jasa ojek online, seperti Gojek, Grab, Maxim, Anterin bahkan ada juga yang sudah gulung tikar yakni Uber.
Keberadaan ojek online atau biasa disebut ojol ini memiliki beberapa kelebihan, seperti anti macet di jalan, memberi kemudahan akan kebutuhan transportasi, layanan jarak tempuh yang jauh, layanan transportasi yang ramah dan aman karena adanya sistem rating, dan lain sebagainya.
8 Fakta Ojol hingga Pria yang Jadi Driver Online Pertama di Indonesia Namun ternyata, ojek online juga masih memiliki kekurangan yang banyak dirasakan dan dikeluhkan oleh masyarakat penggunanya.
Berikut lima kekurangan ojek online dirangkum Okezone, Selasa (8/8/2023).
1. Masalah Jaringan
Meskipun aplikasi ojek online memberi kemudahan untuk mengakses layanan transportasi, namun jaringan masih menjadi kendala.
Seringkali jaringan internet yang lemah membuat aplikasi menjadi sulit digunakan, bahkan komunikasi antara customer dengan driver ojek online pun menjadi terhambat, dan tidak jarang juga terjadi miskomunikasi.
2. Menambah Kemacetan
Ojek online sebenarnya bertentangan dengan program pemerintah dalam mengintegrasikan berbagai moda transportasi umum massal seperti KRL Commuter Line, MRT, Bus Transjakarta dan LRT.
Penyediaan berbagai moda transportasi umum massal terintegrasi ini dimaksudkan untuk mengurai kemacetan, agar masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi umum.
Namun, dengan keberadaan ojek online dari berbagai perusahaan ini justru membuat banyaknya motor yang beroperasi di jalanan, sehingga menimbulkan kemacetan.
3. Masalah Data Pribadi
Untuk bisa menikmati fasilitas aplikasi ojek online, pengguna diwajibkan untuk mendaftarkan email dan memasukan sejumlah informasi pribadi seperti email dan nomor HP.
Aplikasi ojek online juga merekam berbagai aktivitas pengguna, seperti kantor, rumah dan juga kebiasaan membeli makanan. Itu semua merupakan data pribadi pengguna yang keamanannya masih belum terjamin. Seperti misalnya pada Agustus 2022 lalu, sebanyak 20 juta data pengguna Gojek bocor.
Jika Tidak Ada Saldo Apa Bisa Narik di Maxim? 4. Masalah Driver
Pengguna memang bisa memberikan rating bintang kepada driver ojek online di akhir perjalanan, dan rating bintang ini dapat dijadikan preferensi customer untuk menggunakan jasa driver ojek online.
Hanya saja, faktanya ada praktik jual beli akun driver ojek online, sehingga driver ojek online yang ada di aplikasi bukanlah orang yang sama dengan driver yang mengantar pengguna.
Hal ini menjadi masalah bagi keamaman customer. Bahkan pada awal Juli 2023 kemarin seorang wanita nyaris diculik ojek online, dan beberapa kasus pelecehan seksual oleh driver ojek online.
Selain itu, beberapa ojek online memilih untuk melanggar lalu lintas seperti melawan arah, kebut-kebutan, atau pelanggaran lalu lintas lainnya, demi menghemat waktu perjalanan dan bahan bakar.
5. Pemahaman Aplikasi Online yang Minim
Masalah kurangnya pemahaman terhadap aplikasi online merupakan masalah yang umum terjadi di Indonesia, bukan hanya ojek online, banyak juga pengguna aplikasi e-commerce yang tidak begitu memahami cara kerja aplikasi dan bagaimana penggunaannya.
Sehingga, sering terjadi kesalahan pada pemesanan ojek online, kesalahpahaman antara driver dan customer, bahkan juga konflik yang membuat akun driver ojek online yang ter-suspend.





