Bahaya Motor Listrik Konversi, Kenali Plus dan Minusnya!

Bahaya Motor Listrik Konversi, Kenali Plus dan Minusnya!

Otomotif | BuddyKu | Selasa, 30 Mei 2023 - 22:56
share

JAKARTA Bahaya motor listrik konversi menarik untuk disimak. Sebab, konversi motor ICE ke motor listrik tentu ada plus dan minusnya. Seperti disampaikan oleh Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko yang menyebut bahwa bengkel motor konversi perlu pengawasan ketat. Sebab, ada bahaya besar yang mengintai pelaku usaha maupun penggunanya.

Untuk menjadi pelaku bengkel konversi, Moeldoko menegaskan yang bersangkutan telah mendapatkan sertifikasi dan memiliki alat kerja lengkap. Sebab, mereka bermain dengan arus listrik tegangan tinggi.

Ada kebijakan transisi dan konversi. Pendekatan konversi kan mendapat insentif. Konversi ini betul-betul nanti harus disiapkan dengan baik. Maksudnya, semua orang yang sebagai aktor bengkel yang itu bisa terstandarisasi, kata Moeldoko di Jakarta beberapa waktu lalu. Moeldoko menegaskan tidak semua bengkel bisa menjadi bengkel motor konversi karena akan mempersulit pengawasan. Oleh sebab itu, Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan harus selektif dalam memberikn izin bengkel konversi.

Konversi motor listrik diminati oleh sebagian pehobi. Foto: Sindonews/Danang Arradian

Jangan semua bengkel menjadi konversi, yang mengontrol standar siapa? Untuk itu, perlu standarisasi sehingga faktor keamanan dan pasca dipasang itu memberi jaminan optimum baik dari keamanan maupun kenyamanan, ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO) Hari Budianto mengungkapkan ada beberapa komponen kelistrikan yang memiliki tegangan tinggi. Apabila dilakukan secara sembarangan, maka dampaknya bisa sangat fatal.

Komponen tersebut adalah BLDC Motor Hub atau motor penggerak sebesar 1,5 kW, baterai Li-ion berkapasitas 60 V 25 Ah, dan kontroler 50-70 A. Bagian paling berbahaya adalah baterai yang dapat terbakar dengan sendirinya. Hari juga menyebutkan beberapa keuntungan dan kekurangan dari motor listrik hasil konversi seperti berikut:Keuntungan motor listrik:1. Biaya operasional harian lebih murah

Sebab, biaya listrik lebih murah daripada membeli bensin. Misal motor bensin 1 liter untuk jarak tempuh 50 km, maka biaya yang dikeluarkan per km, jadi 1 liter x Rp10 ribu per 50 km = Rp200 per km. Jika EV 1,5 kWh baterai bisa menempuh 50 km, jadi biaya per km adalah 1,5 kWh x Rp1.400-an per 50 km = Rp40 per km.

2. Biaya pajak kendaraannya dengan pelat biru (BEV) sangat murah bisa 1/10 dibandingkan motor bensin.Kekurangannya:1. Biaya konversi ICE menjadi BEV masih cukup mahal masih diatas Rp13 juta, terutama harga baterai li-ion yang masih cukup mahal sekitar Rp5 jutaan per kWh.

2. Tujuan konversi salah satunya menurunkan atau menghilangkan konsumsi bahan bakar fosil (bensin), maka konversi harus merelakan mesin lamanya harus tidak dipakai kembali alias scrap atau dimusiumkan, belum tentu masyarakat rela dengan hal tersebut.

3. Jarak tempuh dan lama pengisian baterai menjadi sama dengan masaah BEV baru, sehingga belum bisa menempuh jarak jauh, baru terbatas sesuai besarnya kapasitas baterainya. Artinya infrastruktur musti dibangun bersamaan dengan EV baru.

4. Saat ini akan lebih murah membeli motor listrik baru (banyak pilihan desain dan harga sesuai kemampuan dan kesukaan).

5. Untuk bisa jadi pelat biru, kendaraan harus lulus uji tipe konversi sebagai jaminan memenuhi syarat keselamatan kendaraan di jalan raya dan balik nama kendaraan menjadi identitas baru.

6. Jaminan atau garansinya hilang dari merk sebelumnya. Kalau kendaraan listrik itu selalu baterai paling mahal. Misalnya nanti kalau ada insentif dari pemerintah terkait baterai untuk program konversi, jadinya bisa lebih murah. Mungkin bisa sekitar Rp5 jutaan, kata Hari saat dihubungiSINDONews.

(dan)

Topik Menarik