Arab Saudi Berpeluang Gabung dengan Bank BRICS, Bye Bye Dolar AS?

Arab Saudi Berpeluang Gabung dengan Bank BRICS, Bye Bye Dolar AS?

Ekonomi | BuddyKu | Selasa, 30 Mei 2023 - 16:51
share

JAKARTA New Development Bank (NDB) yang dibentuk BRICS terus memperluas jangkauan global, yang bertujuan membantu negara-negara anggota mengurangi ketergantungan pada dolar AS (USD) dan euro. Bank BRICS saat ini sedang dalam pembicaraan dengan Arab Saudi sebagai anggota baru.

Seperti dilansir Financial Times (FT), langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pemberi pinjaman yang berbasis di Shanghai, dengan produsen minyak terbesar kedua di dunia. BRICS sendiri didirikan pada tahun 2014 lalu oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

"Di Timur Tengah, kami sangat menyadari pentingnya Kerajaan Arab Saudi dan saat ini terlibat dalam dialog intens dengan mereka," kata NDB dalam sebuah pernyataan dikutip dari RT.

Diluncurkan dengan tujuan membiayai infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara anggota dan negara-negara berkembang lainnya. NDB BRICS telah memperluas keanggotaannya dengan memasukkan Bangladesh, Uni Emirat Arab, Uruguay dan Mesir.

Sejauh ini Bank BRICS telah meminjamkan USD33 miliar untuk lebih dari 96 proyek di lima negara anggota pendiri.

Lembaga keuangan multinasional tersebut sedang bersiap melakukan evaluasi formal atas opsi pendanaannya, yang terguncang setelah Rusia diterpa beberapa gelombang sanksi Barat atas operasi militernya di Ukraina. Bank BRICS dijadwalkan bakal mengadakan pertemuan tahunan dari tanggal 30-31 Mei.

Bagi Riyadh, keanggotaan di NDB menawarkan prospek memperkuat ikatan dengan negara-negara anggota BRICS. Kelima ekonomi tersebut menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan hampir seperempat dari PDB global.

Pembicaraan ini muncul pada saat Arab Saudi dan China jugameningkatkan kerja sama. Pada bulan Maret, Beijing menengahi perjanjian penting antara kerajaan dan Iran, untuk membantu meredakan ketegangan regional. Arab Saudi juga secara signifikan memperkuat hubungan energinya dengan China.

Saudi diperkirakan akan muncul sebagai pemegang saham lain yang dapat diandalkan secara finansial di NDB karena pemberi pinjaman internasional menilai kemampuannya untuk memobilisasi dana. Sanksi terhadap Rusia telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan bank pada Moskow, yang memegang saham sekitar 19%.

(akr)

Topik Menarik