SOKSI Kenang Warisan Pendiri Letjen (Purn) Suhardiman: Tokoh Visioner Pembendung Komunisme
BOGOR, iNewsBogor.id - Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-65, Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I, dan Musyawarah Nasional (Munas) XII Tahun 2025, seluruh jajaran pengurus dan kader Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) dari berbagai penjuru Indonesia melakukan ziarah ke makam Letjen (Purn) Prof. Dr. Suhardiman. Ziarah yang berlangsung di Evergreen, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 20 Mei 2025, ini menjadi momen yang sangat bermakna.
Ziarah ini tak hanya sekadar mengenang, tetapi juga mendoakan salah satu tokoh utama dalam sejarah politik modern Indonesia yang dikenal sebagai peletak dasar ideologi kekaryaan. Kehadiran para peserta ziarah, termasuk perwakilan keluarga almarhum seperti cucu Suhardiman, menunjukkan penghormatan mendalam.
"Kami bersyukur dapat diberi kesempatan untuk berziarah dan mendoakan almarhum Letjen Suhardiman. Semoga beliau dan keluarga senantiasa mendapat tempat yang layak di sisi-Nya, dan semoga semangat perjuangan beliau bisa terus dilanjutkan, terutama oleh generasi muda SOKSI," ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) SOKSI Provinsi Jawa Barat, Yod Mintaraga.
Suhardiman: Pemikir Besar dan Mentor Bangsa
Ketua Pelaksana Rapimnas dan Munas SOKSI, Ali Ghifar, turut mengenang kedekatan pribadinya dengan almarhum Suhardiman. "Saya pribadi mengenal beliau sejak kecil. Kakek saya satu angkatan dengan Pak Suhardiman di Akademi Militer Yogyakarta. Sebelum mengenal SOKSI dan Golkar, saya sudah mengenal beliau sebagai pribadi dan sebagai pemikir," kata Ali.
Ali menambahkan bahwa Suhardiman bukan hanya sekadar pemimpin organisasi, melainkan seorang pemikir besar yang meninggalkan warisan ideologis dan moral kuat bagi kader SOKSI di seluruh Indonesia. "Kita berharap kader-kader SOKSI dari berbagai konsentrasi dapat terus mewarisi semangat perjuangan beliau," tambahnya.
Letjen (Purn) Suhardiman mendirikan SOKSI pada tahun 1960-an sebagai upaya membendung pengaruh komunisme. Namun, perannya jauh melampaui itu. Ia membentuk SOKSI menjadi ekosistem pengkaderan pemimpin bangsa berdasarkan prinsip kekaryaan, yang kemudian menjadi salah satu pilar kelahiran Partai Golkar.
Meski tak selalu tampil di panggung kekuasaan, Suhardiman tetap menjadi rujukan pemikiran politik nasional. Bahkan, tokoh-tokoh penting seperti Joko Widodo dan Jusuf Kalla pernah berdiskusi langsung dengannya menjelang Pemilu Presiden 2014.
Salah satu gagasan utamanya adalah konsep trisula politik—kekuasaan, hukum, dan demokrasi—yang harus berjalan seimbang untuk menjaga arah pembangunan bangsa. Ia juga dikenal kritis terhadap reformasi 1998, menyerukan perlunya "Reformasi Jilid Dua" untuk menyempurnakan arah perubahan bangsa.