PKS Tanggapi Penolakan Gelora Soal Rencana Gabung Koalisi Prabowo

PKS Tanggapi Penolakan Gelora Soal Rencana Gabung Koalisi Prabowo

Terkini | bogor.inews.id | Selasa, 30 April 2024 - 21:30
share

JAKARTA, iNewsBogor.id - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu, memberikan tanggapan soal penolakan yang disampaikan oleh Partai Gelora terkait potensi bergabungnya PKS ke dalam koalisi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Bagi kami, di luar atau dalam pemerintahan enggak masalah. Kami punya pengalaman tersendiri," kata Syaikhu di kediaman Anies Baswedan, Lebak Bulus, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024).

PKS telah mengalami peran sebagai oposisi sejak masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri pada 2001-2004.

Meskipun sempat bergabung dengan pemerintahan di masa yang berikutnya, PKS kembali ke peran oposisi selama dua periode kepemimpinan Joko Widodo alias Jokowi pada 2014-2019 dan 2019-2024.

"Kebijakan untuk menentukan apakah PKS berada di luar atau di dalam, menjadi oposisi atau bergabung dalam koalisi, akan ditetapkan oleh Majelis Syura," tegas Syaikhu.

Meskipun begitu, Syaikhu mengakui adanya komunikasi antara PKS dengan Partai Gerindra dan Prabowo.

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik, menanggapi kemungkinan PKS bergabung ke koalisi Prabowo.

Mahfuz menyatakan bahwa selama kampanye Pilpres 2024, PKS terus melakukan serangan negatif terhadap pasangan calon nomor urut 02.

"Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," ujar Mahfuz dalam pernyataannya.

Mahfuz juga menuduh PKS sering kali menggunakan narasi yang memecah belah masyarakat.

Ia mencontohkan bahwa PKS memberikan cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi pada 2019.

"Jika sekarang PKS ingin bergabung karena alasan proses politik telah selesai, apakah PKS bisa dengan mudah meninggalkan narasi ideologisnya? Bagaimana dengan pendukung fanatiknya? Sepertinya terdapat perbedaan pendapat antara elite PKS dan massa pendukungnya," kata Mahfuz.

Topik Menarik