Penyebab Sindrom Steven Johnson yang Diduga Diidap Jokowi
JAKARTA, iNews.id - Penyebab Sindrom Steven Johnson yang diduga diidap Jokowi adalah reaksi alergi serius yang memengaruhi kulit dan selaput lendir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, terutama efek samping obat-obatan dan infeksi. Sindrom ini memerlukan penanganan medis segera karena berpotensi menyebabkan komplikasi serius.
Mengenal Sindrom Stevens Johnson
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan reaksi hipersensitivitas tubuh yang memicu ruam dan lepuhan pada kulit, mata, mulut, dubur, dan alat kelamin. Kondisi ini seringkali diawali dengan gejala mirip flu, seperti demam dan batuk. SSJ adalah kondisi darurat medis yang memerlukan rawat inap dan penanganan intensif di rumah sakit.
Imigran Afghan Pelaku Penembakan Tentara Garda Nasional AS Mantan Pekerja CIA, Apa Motifnya?
Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga mengidap Sindrom Stevens Johnson (SJS) setelah sejumlah potretnya menampilkan perubahan mencolok pada kulit wajah. Meski belum dikonfirmasi, dugaan tersebut memicu perhatian masyarakat terhadap penyakit langka yang bisa sangat berbahaya ini. Namun, ajudan Jokowi membantah kabar tersebut dan menyebutkan bahwa Jokowi hanya mengalami alergi kulit.
Penyebab Sindrom Stevens Johnson
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Academy of Dermatology, SSJ adalah kondisi yang jarang terjadi tetapi berpotensi fatal. Identifikasi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan prognosis pasien.
Sindrom Stevens-Johnson adalah reaksi hipersensitivitas yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Pemahaman yang mendalam tentang penyebab, faktor risiko, dan gejala SSJ sangat penting bagi tenaga medis dan masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini kondisi ini.
Pada orang dewasa, penyebab utama SSJ adalah efek samping obat-obatan. Beberapa jenis obat yang sering dikaitkan dengan SSJ antara lain:
- Obat asam urat, seperti allopurinol
- Obat pereda nyeri, seperti meloxicam, naproxen, dan piroxicam
- Antibiotik, terutama golongan penisilin dan sulfonamida
- Obat antivirus, seperti nevirapine
- Obat antikejang, seperti phenytoin, carbamazepine, dan lamotrigine
Selain obat-obatan, infeksi virus juga dapat memicu SSJ, terutama pada anak-anak. Beberapa infeksi virus yang terkait dengan SSJ meliputi pneumonia, HIV, hepatitis A, herpes, dan infeksi virus lainnya.
Perspektif Medis tentang Sindrom Stevens-Johnson
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) adalah reaksi merugikan kulit parah (SCAR) yang jarang terjadi dan termasuk dalam kelainan hipersensitivitas tipe IV. Sekitar 80 kasus sindrom Stevens-Johnson disebabkan oleh erupsi obat (Tata Laksana Terintegrasi Sindrom Stevens-Johnson (SJS) dan Nekrolisis Epidermal Toksik (NET). SSJ menyerang mulut, mata, genitalia, kulit, dapat tersebar pada wajah, badan, dan bagian proksimal ekstremitas secara simetris, serta membutuhkan pengobatan segera agar tidak menyebabkan kematian.
Faktor Risiko Sindrom Stevens Johnson
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena SSJ:
- Riwayat SSJ sebelumnya: Orang yang pernah mengalami SSJ memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya lagi jika terpapar pemicu yang sama.
- Kondisi medis tertentu: Kondisi seperti HIV/AIDS, kanker (terutama kanker darah), dan penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko SSJ.
- Faktor genetik: Kelainan genetik tertentu dapat memicu efek samping obat-obatan yang menyebabkan SSJ.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya setelah transplantasi organ atau kemoterapi, lebih rentan terhadap SSJ.
Gejala Sindrom Stevens Johnson
Gejala awal SSJ menyerupai gejala flu, seperti demam, batuk, dan sakit kepala. Gejala lain yang mungkin muncul meliputi:
- Nyeri pada kulit
- Ruam merah atau bercak-bercak pada kulit
- Lepuh dan luka pada kulit dan selaput lendir (mulut, tenggorokan, mata, alat kelamin, dan anus)
- Pengelupasan kulit
- Mata tertutup rapat karena lecet dan bengkak
Diagnosis dan Penanganan Sindrom Stevens Johnson
Diagnosis SSJ dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan evaluasi riwayat kesehatan pasien. Dokter mungkin juga melakukan tes tambahan untuk mengidentifikasi penyebab dan menyingkirkan kondisi lain.
Penanganan SSJ meliputi:
- Penghentian obat pemicu: Jika SSJ disebabkan oleh obat-obatan, dokter akan segera menghentikan penggunaan obat tersebut.
- Perawatan suportif: Perawatan suportif meliputi pemberian cairan dan nutrisi, manajemen nyeri, dan perawatan luka untuk mencegah infeksi.
- Terapi imunosupresan: Dalam beberapa kasus, dokter dapat memberikan obat imunosupresan untuk menekan reaksi imun yang berlebihan.
Sebagai penutup, penyebab sindrom Stevens Johnson sangat bervariasi, tetapi umumnya terkait dengan reaksi obat atau infeksi. Mengenali faktor risiko dan gejala awal SSJ sangat penting untuk penanganan yang cepat dan tepat, sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi serius.









