Hari Bumi, Sektor Transportasi RI Mulai Terapkan Prinsip ESG

Hari Bumi, Sektor Transportasi RI Mulai Terapkan Prinsip ESG

Berita Utama | okezone | Rabu, 23 April 2025 - 19:56
share

JAKARTA - Sektor transportasi Indonesia mulai menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Tren ESG di sektor transportasi ini menjadi langkah konkret menjaga keberlanjutan dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar konsep, melainkan fondasi masa depan transportasi. 

“Kami percaya bahwa transportasi yang berkelanjutan adalah kunci masa depan bumi. Melalui berbagai inisiatif seperti daur ulang seragam, konservasi energi dan air, hingga penguatan komunitas Sustainability for Our Future (SOF),” tegas Didiek, Rabu (23/4/2025).

1. Ekonomi Sirikular

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana KAI John Robertho menjelaskan bahwa program daur ulang seragam merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam mengelola limbah tekstil sekaligus mendukung ekonomi sirkular. 

“Salah satu transformasi penting yang kami dorong adalah mengubah barang sisa operasional menjadi produk bernilai guna. Seragam bekas pegawai kini bisa diolah menjadi peredam suara atau produk fesyen berkelanjutan. Ini bukan sekadar program, tetapi bagian dari budaya baru di tubuh KAI,” ujarnya.

Sustainable Infrastructure Project Leader WWF Indonesia, Oki Hadian Hadadi menyampaikan langkah progresif KAI ini sangat strategis dan bisa menjadi tolok ukur bagi BUMN lain dalam menyusun peta jalan keberlanjutan yang konkret.

 

2. Implementasi ESG

Ketua Dewan Penasihat Social Investment Indonesia Jalal menekankan bahwa ESG adalah kerangka strategis yang akan menentukan daya tahan perusahaan dalam jangka panjang. Dan KAI memiliki peran penting dalam implementasi ESG.

“Transportasi memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon. Maka, perusahaan seperti KAI harus tampil sebagai pelopor perubahan,” ujarnya.

Sementara itu, Puteri Indonesia Lingkungan 2018 Vania Herlambang mengajak seluruh peserta untuk menjadikan keberlanjutan sebagai gaya hidup. 

“Kita bisa memulai dari langkah sederhana menghemat listrik, tidak menyisakan makanan, dan memilih transportasi publik yang ramah lingkungan seperti kereta api. Semua ini akan berdampak besar bila dilakukan bersama,” tuturnya.

Momentum Hari Bumi menjadi pengingat bahwa kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan dalam menjaga kelestarian planet ini. Sejak pertama kali diperingati pada 22 April 1970, Hari Bumi telah menjadi gerakan global yang kini diikuti lebih dari 190 negara. Di Indonesia, kesadaran akan isu lingkungan telah berkembang menjadi bagian integral dari strategi nasional dan korporasi.

Topik Menarik