Anak Tukang Ojek di Sukoharjo, Farhan Diterima pada 9 Universitas Top Dunia

Anak Tukang Ojek di Sukoharjo, Farhan Diterima pada 9 Universitas Top Dunia

Berita Utama | serpong.inews.id | Rabu, 29 Mei 2024 - 16:40
share

SUKOHARJO, iNewsSerpong.id - Kisah inspiratif datang dari Farhan Agus Ferdiansyah, lulusan terbaik SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Jawa Tengah. Anak tukang ojek ini bahkan meraih beasiswa kuliah di luar negeri.

Farhan Agus Ferdiansyah merupakan putra dari Zaky Ryan Isnaini yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek online bersama pasangannya Lia Diana. Sebagai lulusan terbaik SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Farhan diterima di sembilan universitas top dunia.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Farhan memilih mengambil jurusan Teknik Elektro di University of Sydney, Australia. Beasiswa prestisius dari Kemendikbudristek ini menjadi bukti nyata kegigihan dan tekadnya dalam meraih mimpi.

"Insya Allah saya akan berangkat ke University of Sydney di Australia bulan Juni nanti," ujar Farhan, Selasa (28/5/2024).

Dia memilih jurusan itu karena sejak kecil sudah tertarik besar terhadap dunia sains dan teknologi. Dia gemar mengotak-atik komputer dan alat-alat elektronik yang rusak. Kegemaran ini kemudian mengantarkannya pada jalan kesuksesan.

"Jadi electrical engineering saya rasa hal itu yang pas buat saya," ucapnya.

Farhan mengaku awalnya tidak pernah terbayang belajar di perguruan tinggi di luar negeri. Minatnya belajar di mancanegara baru muncul setelah mengikuti berbagai kompetisi sains.

"Tapi seiring berjalannya waktu, sering ikut olimpiade, saya tertarik belajar di luar negeri," katanya.

Dia pun berterima kasih kepada sekolah tersebut yang sudah memberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan berkualitas secara cuma-cuma. Selain belajar dari guru-guru terbaik, jiwa kompetitif Farhan juga makin terasah selama belajar di SMA tersebut.

"Saya mendapat banyak kesempatan mengikuti lomba-lomba seperti OSN dan berbagai universitas. Alhamdulillah mendapat beberapa juara dan beberapa juga ada yang hanya finalis," katanya.

Zaky, ayah Farhan tak pernah menyangka sang anak akan menimba ilmu di luar negeri. Terlebih, kondisi ekonomi keluarga saat itu sedang terpuruk. Usaha Zaky bangkrut, harta habis dan rumah disita bank.

Namun, kesulitan ekonomi tak menyurutkan semangat Zaky dan sang istri untuk memberikan pendidikan terbaik bagi Farhan. Mereka menyekolahkan Farhan di SMP negeri dan mendorongnya berprestasi agar diterima di SMA Unggulan CT Arsa Foundation.

Lia, ibu Farhan, terinspirasi dari buku biografi Chairul Tanjung "Si Anak Singkong". Dia ingin Farhan sukses dan bermanfaat bagi orang lain.

"Saya ingin Farhan bisa seperti Pak CT, membantu anak-anak kurang mampu," kata Lia.

Lia pun mendorong anaknya terus mengejar prestasi. Farhan memang tidak pernah dituntut untuk menjadi juara, tapi dia diharuskan berusaha semaksimal mungkin.

"Harus semaksimal mungkin. Kalau kamu mau kuliah, kamu harus cari beasiswa. Karena orang tua memang tidak mampu," ucapnya.

 

Tekad sang ibu dan semangat Farhan membuahkan hasil. Farhan berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk kuliah di luar negeri. Selain Farhan, dua siswa lainnya juga menjadi lulusan terbaik SMA tersebut. Mereka juga berhasil mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi ternama di luar negeri.

Keduanya yakni Muhammad Satriyo Wening dan Mochammad Fajar Maulana Sidik. Menariknya, sama seperti Farhan, Wening dan Fajar juga memiliki latar belakang ekonomi keluarga yang kurang beruntung.

Ayah Wening, Teten Aldian bekerja sebagai kenek truk tangki. Meski hanya bekerja sebagai kenek, Teten memiliki impian besar untuk anaknya. Dia menginginkan anaknya merantau ke mancanegara. Bukan untuk bekerja, tapi untuk belajar atau berwisata setelah sukses. Wening memilih untuk melanjutkan langkahnya ke Wageningen University and Research.

"Saya ambil Bachelor of Environmental Sciences (ilmu lingkungan)," kata Wening.

Sementara Fajar merupakan anak dari Karsidi yang sehari-harinya berjualan mi toprak. Tekad dan kegigihannya telah mengantarkannya menjadi lulusan terbaik dan menerima beasiswa kuliah di luar negeri.

Fajar mengatakan, dia memilih untuk melanjutkan pendidikannya di University of Sydney jurusan teknik sipil. Jurusan teknik sipil University of Sydney berada di top 20 terbaik di dunia.

"Di situ juga ada spesialisasi di bidang sistem transportasi yang saya sukai dan kebetulan fasilitas yang ada di universitas itu cukup untuk membantu saya untuk meningkatkan potensi di bidang itu," ujar Fajar.

Ketua Yayasan CT Arsa Foundation Anita Ratnasari Tanjung mengaku bangga anak-anak binaan CT Arsa Foundation mendapat kesempatan mengenyam pendidikan yang lebih baik di mancanegara.

"Ini ada Farhan, Fajar dan Wening yang diterima tidak saja di tingkat nasional tapi bahkan di perguruan tinggi di dunia yang sangat membanggakan," kata Anita.

Anita mengatakan, yayasannya berkomitmen untuk memberi kesempatan masyarakat yang kurang beruntung untuk mengenyam pendidikan terbaik tanpa dipungut biaya. Dia meyakini pendidikan pilar penting untuk mengurangi kesenjangan sosial.

"Sesuai dari visi misi CT Arsa Foundation adalah memutus mata rantai kemiskinan dengan pendidikan yang optimal," ucapnya.

(*)

Topik Menarik