Viral Peziarah Makam Raja Imogiri Bantul Keluhkan Tarif Masuk Rp700.000

Viral Peziarah Makam Raja Imogiri Bantul Keluhkan Tarif Masuk Rp700.000

Berita Utama | inews | Senin, 29 April 2024 - 16:00
share

BANTUL, iNews.id – Peziarah kompleks makam raja Imogiri, Bantul mengeluhkan biaya masuk sebesar Rp700.000. Tarif masuk ke makam raja tersebut viral di media sosial. Keluhan peziarah tersebut viral setelah diunggah akun media sosial Instagram ataupun akun X @merapi_uncover. 

Assalamu'alaikum, Selamat malam min. 

Bisakah admin mengangkat berita tentang makam Raja di Imogiri. Soalnya saya punya pengalaman yang sangat tidak baik. 

kronologi dan kejadian nya. 

Saya rutin setiap tahun minimal sekali ziarah ke makam Pajimatan Imogiri. Pengalaman tahun ini sungguh di luar kebiasaan dan sangat mencoreng nama baik Jogja yang istimewa. Tidak pernah ada masalah sbelumnya. Saya biasa bawa rombongan maksimal sampai 14 (2 mobil). Setelahnya bagi peziarah yang belum punya baju peranakan (baju khusus masuk ke makam disediakan persewaan harganya terakhir 15k per-orang baik pria maupun wanita.

Sebelum masuk pasarean kita diwajibkan urus Ijin dulu kepada kuncen pasarean. Setelah urus ijin sudah pasti restribusi disampaikan dan dibayar diawal sebelum masuk. Restribusi selama ini 50k (saya tidak pernah diberikan tanda bukti) tapi tidak masalah bagi saya. Karena masih dalam batas kewajaran.

Restribusi berlaku untuk masing-masing wilayah, untuk Kasultanan sendiri dan Kasunanan sendiri seandainya mau masuk ke Kasultanan dan Kasunanan berarti harus bayar 2 kali. Tahukan min makam terbagi 2 yang otomatis kepengurusan juga 2. Tapi untuk yang makam Sultan Agung diurus oleh oleh Pihak yaitu Kasultanan dan Kasunanan.

Setelah prosesi ziarah selesai langsung kita turun dan membereskan segala hal termasuk berapa yang harus dibayarkan. Di luar dugaan kita serombongan harus membayar masing-masing wilayah @250k untuk para petugas (kuncennya) artinya 500k  SANGAT KAGET SAYA MENDENGARNYA.

Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena kesalahan saya tidak menanyakan terlebih dahulu karena saya anggap masih seperti sebelumnya (biasanya sebelum nya setelah kita tanya berapa semuanya dijawab Kuncen "Sumonggo kerso" Dan kita juga paham ada berapa petugasnya saya sebenarnya tidak pernah kurang dari 300k kita kasih. Ketika harus membayar (ada Celetukan dalam hati saya ke makam kok bayar, setelah itu pengurus juga menyampaikan "Jangan ada istilah masuk makam bayar" Sambil meringis atau nyengir gitu. Yang 500k tadi di Sultan Agung ya min,

Di area makam lain dikenakan juga @100k. Karena yang terakhir itu saya mendatangi 3 pasarean yaitu :

Sultan Agung, Kasuwargan (HB 1-3) dan Sapto Rengga (HB 7-9) masing-masing gerbang sendiri-sendiri. Total 700k (versi resmi lisan) belum persewaan baju peranakan. Dari ketiga pasarean yang saya kunjungi tsb saya dikawal oleh orang yang sama ya min.

Hanya personel paling banyak di area Sultan agung klo tidak salah sekitar 5-7 orang. Permasalahan selanjutnya ada sepasang suami istri barengan saya. Klo tidak salah bukan warga DIY atau solo dia orang Batak.

Ini yang sangat "MEMALUKAN NAMA BAIK JOGJA". Ketika tidak sanggup mungkin juga karena tidak siap (tidak ada ATM) atau tidak punya kemudian dinegosiasikan dan hanya bayar seikhlasnya saja klo tidak salah 200 atau 300 gitu.

Maksud dan tujuan saya adalah ;

Tolong di-up ke publik min karena SANGAT MENCORENG NAMA BAIK JOGJAKARTA HADININGRAT.

KE MAKAM KOK BAYAR SEGITU.

BAGI YANG MAMPU MUNGKIN TIDAK MASALAH, BAGAIMANA BAGI YANG TIDAK MAMPU? Mohon maaf tidak ada bukti rekaman apapun selain foto saya dengan salah satu kuncen saja. Karena memang ada larangan foto dan video didalam area makam. Demikian matur nuwun. (Panjiromadhlon)”.

Terkait keluhan tarif masuk kompleks makam raja Imogiri tersebut, Camat Imogiri, Slamet Santosa menyesalkannya. 

Dia sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak pengelola yaiti pengageng Kadipaten Puroloyo Juru Kunci Makam Raja Imogiri, namun belum mendapat respons. 

"Ya, memang disayangkan ya karena ada kejadian seperti itu bukan pertama kali. Harusnya dievaluasi," tutur dia. 

Dia mengatakan, tarif yang dibebankan kepada pengunjung sebaiknya yang wajar dan tidak terlalu memberatkan.

Kendati demikian, dia tidak bisa berbuat banyak karena terkait tarif masuk ataupun tarif untuk menyewa pakaian dan tata cara berziarah merupakan urusan internal dari pengelola makam. 

"Dalam hal ini ada pengageng juru kunci Puroloyo untuk Yogyakarta dan SK untuk Surakarta. Makam Raja-raja Imogiri itu dikuasai oleh dua kadipaten itu secara bersama-sama. Dan itu memang ada aturan main berdasarkan dari keputusan mereka masing-masing,” katanya.

Plt Kundo Kabudayan Bantul, Slamet Pamuji mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan keluhan tersebut. Sebab, untuk urusan Makam Raja Imogiri itu kewenangan dari pengelola.

"Yang mengelola itu tidak langsung berhubungan dengan Dinas Kebudayaan atau Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. Kalau retribusinya retribusi ya mungkin itu hanya berdasarkan Perda dan itu untuk pendapatan asli daerah kabupaten," ujar dia. 

Topik Menarik