Belajar Rahasia Sukses Bisnis Keripik Tempe ala Joko Asori: Jaga Kualitas dan Rasa

Belajar Rahasia Sukses Bisnis Keripik Tempe ala Joko Asori: Jaga Kualitas dan Rasa

Berita Utama | inews | Kamis, 25 April 2024 - 04:40
share

JAKARTA, iNews.id - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) keripik tempe, Joko Asori kini sedang menikmati buah manis dari hasil kerja kerasnya. Pasalnya, usahanya terus berkembang pesat dan makin banyak masyarakat yang ketagihan dengan rasa keripik tempe buatannya.

Awalnya, Joko dibesarkan dari keluarga yang menekuni sebagai perajin tempe konvensional. Jadi, dia sudah paham betul cara pembuatan tempe yang baik dan benar.

Pria itu pada 1982 terjun dalam usaha tempe konvensional mengikuti jejak orang tuanya. Bermodalkan segudang ilmu membuatnya percaya diri akan sukses berbisnis tempe.

"Saya jual tempe mentah untuk memenuhi kebutuhan pasar-pasar di wilayah Jabodetabek," kata Joko saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI), belum lama ini.

Setelah 29 tahun menjadi perajin tempe konvensional, Joko melebar usahanya dengan menjual keripik tempe pada 2011. Ternyata, usahanya berkembang pesat dengan keripik tempe ketimbang produk konvensional atau mentah.

"Saya tetap jual tempe mentah dan kedelai untuk perajin tempe. Jadi, tidak meninggalkan usaha itu meskipun kini keripik tempe berkembang pesat," ucapnya.

Joko menyatakan usahanya yang berada di Jalan di H AOM, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu seiring berjalannya waktu makin banyak pelanggan. Dia menilai itu berkat dirinya sangat menjaga kualitas dan juga konsistensi pada rasa.

"Saya menjual Rp70.000 untuk satu kilogram keripik tempe," ucapnya.

Suhu di dalam rumah Joko memang selalu panas setiap harinya. Itu menandakan produksi tempe terus berlangsung di sana untuk memenuhi permintaan pasar.

Joko pun tidak menampik usahanya berkembang pesat seperti saat ini karena memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR) BRI. Pinjaman itu dia maksimalkan untuk tambahan modal usaha agar produksi makin meningkat.

"Saya sudah beberapa kali memanfaatkan KUR BRI. Itu untuk pengembangkan usaha dan menambah" katanya.

Joko menceritakan masa-masa sulit usaha keripik tempe saat masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Oleh dikarenakan, usahanya mengalami penurunan, tetapi masih dapat bertahan sampai saat ini.

"Mengalami penurunan 20 persen selama pandemi. Itu yang menjadi ujian berat saat ini," ujarnya.

Pria asal Pekalongan itu pun kini sudah mampu untuk investasi dalam bentuk rumah di Jakarta dari usaha keripik tempe. Rumahnya itu pun dimaksimalkan sebagai toko untuk menjajakan produknya. "Saya sudah membeli rumah. Insyaallah akan berangkat ke tanah suci untuk menjalankan ibadah haji pada 2026," katanya.

UMKM Naik Kelas Lewat Program KUR BRI

BRI mendapatkan alokasi KUR terbesar untuk tahun 2024, yakni Rp 165 triliun meskipun tercatat lebih rendah dibandingkan target pada 2023 sebesar Rp 194,4 triliun.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan pihaknya berkomitmen untuk dapat memenuhi target tersebut mengingat saat ini BRI sudah memiliki infrastruktur yang memadai serta sumber pertumbuhan baru melalui Ekosistem Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM.

Pada 2023, BRI telah berhasil menyalurkan KUR senilai Rp163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur. Mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan untuk sektor produksi dengan proporsi mencapai 57,38 persen.

Topik Menarik