Lima Daftar Tradisi Menyambut Lebaran yang Unik di Indonesia

Lima Daftar Tradisi Menyambut Lebaran yang Unik di Indonesia

Berita Utama | jatenginfo.inews.id | Senin, 8 April 2024 - 02:00
share

JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Umat Islam akan merayakan kemenangannya dengan suka cita dalam Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Sama seperti bulan Ramadan yang disambut meriah, Lebaran pun disambut penuh kebahagiaan.

Di setiap belahan negara memiliki tradisi yang berbeda-beda. Indonesia sendiri menjadi negara yang paling unik dalam hal tradisi perayaan Idul Fitri atau lebaran.

Nah, berikut daftar tradisi menyambut Lebaran yang unik di Indonesia, dilansir dari laman Kemenparekraf, Minggu, (7/4/2024).

1. Grebeg Syawal - Yogyakarta
Membahas tradisi menyambut Lebaran, Grebeg Syawal menjadi salah satu ritual rutin digelar setiap tahunnya. Tradisi yang berasal dari Keraton Yogyakarta ini dilakukan setiap 1 Syawal, atau tepat pada Hari Raya Idulfitri. Grebeg Syawal merupakan wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan yang sudah dilaksanakan sejak abad ke-16.

Daya tarik dari tradisi Grebeg Syawal ada pada tujuh gunungan yang seluruhnya akan dibawa oleh abdi dalem dan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kantor Kepatihan. Gunungan tersebut akan didoakan terlebih dahulu, sebelum nantinya diperebutkan masyarakat.

2. Ronjok Sayak - Bengkulu
Tradisi Lebaran di Indonesia yang tidak kalah unik bisa ditemukan di Bengkulu yang disebut Ronjok Sayak. Secara umum, kata Sayak sendiri bisa diartikan sebagai batok kelapa. Dengan kata lain, Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter.

Menurut kepercayaan, tradisi Lebaran Ronjok Sayak sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam. Masyarakat Bengkulu percaya jika api merupakan penghubung antara manusia dan leluhur.

Itu mengapa, pelaksanaan tradisi Ronjok Sayak berjalan hikmat, dibarengi dengan banyaknya doa-doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa. Biasanya, tradisi Ronjok Sayak ini dilakukan setelah melaksanakan salat Isya pada 1 Syawal.


3. Tradisi Meriam Karbit - Pontianak
Jangan kaget jika Anda mendengar suara gemuruh bak dentuman guntur di Pontianak menjelang Lebaran. Pasalnya, itu adalah suara ledakan Meriam Karbit tradisi warga Pontianak yang dirayakan di pinggiran Sungai Kapuas, setiap kali bulan Ramadhan dan Lebaran datang.

Konon katanya, permainan Meriam ini guna untuk mengusir hantu-hantu lho. Festival menyambut Lebaran yang terkenal meriah ini digelar selama tiga hari berturut-turut.

Dimulai sejak sebelum, sesaat, dan sesudah Lebaran. Menariknya, Festival Meriam Karbit tidak hanya menjadi tradisi Lebaran saja. Melainkan, juga menjadi warisan budaya yang kental dengan nilai historis karena berkaitan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.


4. Binarundak - Sulawesi Utara
Masyarakat Motoboi Besar di Sulawesi Utara juga memiliki tradisi menyambut Lebaran warisan leluhur yang masih dilakukan dan dilestarikan hingga sekarang, yakni tradisi Binarundak. Sebuah tradisi membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idulfitri.

Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu. Hidangan khas ini memiliki perpaduan rasa gurih dari santan, serta jahe yang cukup kuat. Menurut kepercayaan, tradisi Binarundak dalam menyambut Lebaran merupakan sarana silaturahmi terhadap sesama, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

5. Perang Topat - Nusa Tenggara Barat
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada tradisi Perang Topat atau perang ketupat sebagai tradisi menyambut Lebaran yang unik dan penuh makna. Konon, tradisi saling melemparkan ketupat ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.

Sebelum perang dimulai, masyarakat akan melakukan doa dan ziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang, dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro.

Uniknya, setelah tradisi dimulai, ketupat-ketupat yang digunakan untuk berperang akan kembali diperebutkan, karena dipercaya membawa kesuburan sehingga membuat panen melimpah.

Topik Menarik