Sekjen PBB kepada Israel: Kenapa 196 Pekerja Kemanusiaan di Gaza Dibunuh?

Sekjen PBB kepada Israel: Kenapa 196 Pekerja Kemanusiaan di Gaza Dibunuh?

Berita Utama | inews | Sabtu, 6 April 2024 - 06:50
share

NEW YORK, iNews.id - Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen terkait tewasnya 196 pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, oleh Israel. Jumlah itu terhitung selama perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober 2023.

Guterres juga mendesak Israel untuk segera membuka akses bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Desakan terbaru ini disampaikan setelah tujuh pekerja kemanusiaan dari lembaga World Central Kitchen yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tewas akibat serangan udara Israel di Gaza Tengah. Para korban merupakan warga Inggris, AS, dan Australia di samping seorang warga lokal.

Militer Israel menyatakan hasil penyelidikan atas serangan terhadap konvoi WCK adalah kesalahan serius dan pelanggaran prosedur yang dilakukan personelnya.

Guterres menegaskan, pengakuan bersalah dari Israel saja belum cukup. Pasalnya serangan yang mengincar pekerja kemanusiaan bukan baru kali ini terjadi. Bahkan korbannya sudah mencapai 196 orang.

Pemerintah Israel telah mengakui kesalahannya. Tetapi masalah utamanya bukanlah siapa yang melakukan kesalahan, namun strategi dan prosedur militer yang ada memungkinkan kesalahan tersebut terjadi berulang kali," katanya, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/4/2014).

Untuk memastikan kejadian ini tak berulang, kata Guterres, perlu penyelidikan independen serta perubahan frontal yang dilakukan militer Zionis di lapangan.

196 pekerja kemanusiaan terbunuh dan kita ingin tahu kenapa mereka semua dibunuh, ujarnya.

Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan pada Jumat guna membahas situasi kelaparan di Gaza serta serangan terhadap pekerja kemanusiaan.

Jika kita bertemu di utara Gaza, kita ber-15 tak akan mendapat makanan. 10 dari kita akan melalui siang dan malam tanpa makan. Setengah dari kita sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, kata Duta Besar Slovenia untuk PBB, Samuel Zbogar, menggambarkan parahnya situasi di Gaza.

Seorang pejabat senior bantuan PBB Ramesh Rajasingham mendesak semua negara untuk berperan menghentikan pelanggaran hukum kemanusiaan yang dilakukan Israel, melalui tekanan diplomatik dan ekonomi. Bukan hanya itu dia meminta negara-negara menghentikan ekspor senjata terhadap Israel sesuai kepatuhan terhadap aturan perang.

Bahkan Rajasingham mengajak semua negara untuk tak membiarkan Israel menikmati impunitas.

Topik Menarik