BKKBN Jawa Timur Kejar Penurunan Angka Stunting 14 Tahun Ini, Begini Cara yang Dipakai

BKKBN Jawa Timur Kejar Penurunan Angka Stunting 14 Tahun Ini, Begini Cara yang Dipakai

Berita Utama | surabaya.inews.id | Kamis, 4 April 2024 - 12:50
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur tidak kenal lelah dalam upayanya untuk mengurangi angka stunting. Mereka bertekad keras untuk mencapai target prevalensi angka stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 ini.

Dalam semangat kolaborasi, BKKBN Jatim mengajak seluruh mitra kerja dan stakeholder untuk bergabung dalam upaya mengejar target tersebut melalui Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana.

Maria Ernawati, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, menyatakan keyakinannya bahwa target 14 persen prevalensi stunting di Jatim dapat tercapai pada tahun ini, sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo.

"Dalam Perpres, targetnya 14 persen di tahun ini. InsyaAllah, kami yakin dapat mencapainya jika kita bergerak bersama-sama, menyelaraskan langkah dengan semua mitra menuju satu tujuan yang sama," ujarnya pada Rabu (3/4/2024).

Menariknya, pada tahun 2022 lalu, angka prevalensi stunting di Jatim mencapai 19,2 persen. Meskipun angka untuk tahun 2023 belum dirilis oleh Pemerintah Pusat, harapan akan adanya penurunan sangatlah besar.

"Kami berharap dapat mencapai angka 14 persen pada tahun 2024 ini," tambahnya dengan penuh harapan.

Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Pusat, Nopian Andusti mengatakan, Jatim dinilai sukses dalam menerapkan program Bangga Kencana.

"Jatim menjadi tempat teman-teman dari Provinsi lain melihat bagaimana praktiknya, bukan hanya dari satu sisi, tapi terdiri dari beberapa program Bangga Kencana," katanya.

Bangga Kencana adalah Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana, dan sekaligus penurunan stunting.

Dijelaskannya, melalui Rakerda ini, merupakan langkah konsolidasi semua stakeholder terkait program Bangga Kencana. Baik melalui evaluasi yang sudah dilakukan, maupun langkah-langkah yang akan dilakukan.

"Baik itu menyangkut program Bangga Kencana maupun terkait masalah percepatan penurunan stunting di masa-masa yang akan datang," tambahnya.

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) no 72 tahun 2021, target penurunan stunting sebesar 14 persen. Namun terkait masalah stunting ini, kata Nopian, akan ada terus-menerus, sampai diharapkan 0 kasus.

Hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha mewakili Penjabat Gubernur Jawa Timur menyampaikan, kerangka pikir penyebab masalah gizi ada 3 hal adalah pola asuh, akses makanan dan penyakit.

"Untuk pola asuh bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan, misalnya orangnya mampu tapi makanan, pola asuh diserahkan pada asisten rumah tangga. Selanjutnya akses makanan, irisan Masyarakat miskin dengan yang mendapatkan bantuan sosial untuk ibu hamil yang miskin tidak sinkron, sehingga perlu ada aplikasi. Terakhir penyakit, stunting ada TBC. Harus disembuhkan terlebih dahulu, jika penyakit belum diobati maka stunting juga tidak dapat diatasi", paparnya.

Topik Menarik