Niat Itikaf di Masjid, Lengkap Tata Cara dan Keutamaannya

Niat Itikaf di Masjid, Lengkap Tata Cara dan Keutamaannya

Berita Utama | inews | Rabu, 3 April 2024 - 02:30
share

JAKARTA, iNews.id - Salah satu amalan yang dianjurkan di 10 hari terakhir Ramadhan adalah melakukan itikaf di masjid agar mendapat keutamaan malam Lailatul Qadar. Lantas, bagaimana bacaan niat Itikaf di masjid?

Itikaf adalah berdiam di dalam masjid dengan tata cara tertentu dan disertai niat.

Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, fungsi dari niat beritikaf ini antara lain untuk menegaskan spesifikasi ibadah itikaf dari sekadar duduk ngobrol di masjid.

Nabi Muhammad SAW melakukan itikaf, khususnya di bulan Ramadhan. Bahkan Nabi SAW menganjurkan para shahabat untuk ikut beritikaf bersama Rasulullah SAW di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan Siti Aisyah radhiallahu 'anha disebutkan bahwa Nabi SAW selalu beri'tikaf di 10 terakhir Bulan Ramadhan.

Aisyah ra bercerita bahwa: Nabi saw (selalu) beritikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mewafatkan beliau (HR Bukhori & Muslim).

Seluruh ulama sepakat bahwa secara hukum asal, ibadah itikaf itu hukumnya sunnah. Dan bisa berubah menjadi wajib, manakala seseorang bernadzar untuk melakukannya.

Sebelum melaksanakan i'tikaf, Muslim perlu mengetahui niat dan tata caranya.

Niat Itikaf di Masjid

nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala
Saya niat Itikaf di masjid ini karena Allah Taala .

Sebelum melaksanakan itikaf di masjid perlu mengetahui beberapa tata caranya. Berikut tata cara Itikaf di masjid dilansir dari buku Shalat itu Indah dan Mudah (Buku Tuntunan Shalat). Diterbitkan oleh Pustaka SIDOGIRI.

Tata Cara Itikaf di Masjid

1. Membaca Doa Masuk Masjid

Ketika masuk masjid dahulukan kaki kanan sembari berdoa:

Artinya: Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.

2. Membaca Niat Itikaf

Kemudian niat untuk melakukan itikaf. Maksud dari itikaf adalah diam di masjid dengan niat itikaf.

Berada di dalam masjid jika diniati itikaf, akan mendapat pahala, meskipun ia tidak shalat, tidak membaca al-Quran dan lain sebagainya. Lafal dari niat itikaf adalah:

Artinya: Saya niat melakukan sunnat itikaf, karena Allah Taala.
Niat itikaf bisa dilakukan pada saat awal memasuki masjid.

3. Shalat Tahiyatul Masjid

Disunnahkan melakukan shalat tahiyat al-masjid sebanyak dua rakaat. Yang dimaksud dengan tahiyat al-masjid adalah melakukan shalat untuk menghormati Pemilik Masjid (Allah).

Lafal niat shalat tahiyat al-masjid adalah:

Artinya: Saya shalat sunnat tahiyat al-masjid dua rakaat karena Allah Taala

4. Membaca Tasbih

Disunnahkan membaca tasbh sebanyak empat kali:

Artinya: Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Mahabesar.

5. Mendahulukan kaki kiri

Mendahulukan kaki kiri pada saat keluar dari masjid dan membaca doa:

Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku memohon keutamaan dari-Mu.

Syarat I'tikaf

1. Membaca Niat
2. Suci dari hadats besar.
3. Berakal. Jika di tengah-tengah Itikaf dia menjadi gila, maka batal Itikafnya.
4. Islam
5. Berdiam diri minimal seukuran tumaninah sholat lebih sedikit ( Sekitar 5 detikkan )
6. Berada di dalam masjid. Maka tidak sah Itikaf di musala, ribath atau pesantren.

Hal yang dibolehkan selama i'tikaf:

1. Makan Minum

Makan dan minum secara umum dibolehkan oleh para ulama untuk dilakukan di dalam masjid, maka seorang yang sedang beritikaf tentu dibolehkan juga untuk mengisi perutnya dengan makan dan minum.

2. Tidur

Masjid juga dibolehkan untuk digunakan untuk tidur. Sehingga seorang yang sedang beritikaf di masjid, tentu saja diperbolehkan untuk tidur beristirahat. Tidur tidak membatalkan itikaf, sebagaimana tidur juga tidak membatalkan puasa.

3. Berbicara atau Diam

Baik berbicara ataupun diam keduanya dibolehkan di dalam itikaf. Beritikaf bukan berarti selalu berdiam diri dan membisu. Sebab, itikaf bukanlah semedi sebagaimana lazimnya umat lain melakukan ibadah mereka. Itikaf juga bukanlah bertapa seperti yang dilakukan oleh para biksu di dalam kuil mereka.

4. Memakai Perhiasan dan Parfum

Dibolehkan bagi mereka yang beritikaf untuk mengenakan perhiasan, termasuk parfum. Sebab pada dasarnya memang ada perintah untuk mengenakan perhiasan ketika masuk ke masjid.

Hal yang membatalkan I'tikaf:

1. Jima

Dasar yang menjadi alasan kenapa jima itu membatalkan itikaf adalah firman Allah SWT :

Dan janganlah kamu melakukan persetubuhan ketika kamu beritikaf di masjid. (QS. Al-Baqarah : 187)

2. Keluar Dari Masjid

Yang dimaksud dengan keluar dari masjid adalah apabila seseorang keluar dengan seluruh tubuhnya dari masjid. Sedangkan bila hanya sebagian tubuhnya yang keluar dan sebagian lainnya masih tetap berada di dalam masjid, hal itu belum dianggap membatalkan itikaf. Sebab kejadian itu dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan di dalam hadits berikut :

Rasulullah SAW menjulurkan sebagian kepalanya kepadaku, padahal aku berada di dalam kamarku. Maka aku menyisirkan rambut kepalanya sedangkan aku sedang haidh. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Murtad

Orang yang sedang beritikaf lalu tiba-tiba dia murtad atau keluar dari agama Islam, maka itikafnya otomatis batal dengan sendirinya. Sebab keislaman seseorang menjadi salah satu syarat sah itikaf.

4. Mabuk

Jumhur ulama sepakat apabila seorang yang sedang beritikaf mengalami mabuk, maka itikafnya batal. Itu adalah pendapat madzhab Al-Malikiyah, Asy-Syafiiyah dan Al-Hanabilah.

Sedangkan madzhab Al-Hanafiyah berpendapat bahwa orang yang mabuk saat beritikaf tidak batal, kalau kejadiannya malam hari. Sedangkan kalau kejadiannya di siang hari, mabuk itu membatalkan puasa. Dan dengan batalnya puasa, maka itikafnya juga ikut batal juga.

5. Haidh dan Nifas

Kala seorang wanita menjalani itikaf, lalu tiba-tiba keluar darah haidh, maka otomatis batal itikafnya.

Demikian pula wanita yang baru melahirkan dan merasa sudah selesai nifasnya, kalau ketika dia beritikaf lalu tiba-tiba darah nifasnya keluar lagi, dan memang masih dimungkinkan karena masih dalam rentang waktu kurang dari 60 hari, maka dia harus meninggalkan masjid.

Keutamaan Itikaf

1. Pahala Dua Haji

"

, :

Nabi juga bersabda Barangsiapa yang beritikaf sepuluh hari di bulan Romadhan, maka baginya pahala dua haji dan dua umroh

(HR. Al-Baihaqi, Syuabil iman : 3 : 425).

2. Dijauhkan dari Api Neraka

Nabi Saw bersabda :

( , : 7322

Barangsiapa yang berjalan di dalam membantu keperluan saudara muslimnnya, maka itu lebih baik baginya dari Itikaf sepuluh tahun lamanya. Dan barangsiapa yang beritikaf satu hari karena mengharap ridho Allah Swt, maka Allah menjadikan di antara dia dan api neaka jarak sejauh tiga khondaq / parit. Setiap khondaq dari khondak lainnya jaraknya sejauh langit dan bumi

(HR. Thabrani, mujam Al-Awsath : 7322).

I'tikaf tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW selama 10 terakhir Ramadhan sepanjang hidup Nabi SAW.

Wallahu A'lam.

Topik Menarik