Hari Film Nasional, Ini Deretan Film Terbaik Indonesia yang Go Internasional

Hari Film Nasional, Ini Deretan Film Terbaik Indonesia yang Go Internasional

Berita Utama | bandungraya.inews.id | Sabtu, 30 Maret 2024 - 13:10
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Perfilman Indonesia sudah muncul dan berkembang sejak tahun 1920-an, film pertama yang hadir menghiasi hiburan tanah air adalah Loetoeng Kasaroeng. Hingga saat ini film Indonesia berhasil menghasilkan berbagai karya bahkan merambah hingga internasional.

Dalam rangka memperingati hari film nasional, berikut daftar film Indonesia yang berhasil memenangkan penghargaan di festival film internasional.

1. Pengabdi Setan (2017)

Film Pengabdi Setan mengisahkan keluarga Rini yang mengalami kesulitan finansial untuk pengobatan Ibu. Berbagai upaya dilakukan untuk menghasilkan uang untuk mendapat obat Ibu, mulai dari menjual barang hingga meminta royalti atas lagu Ibu yang sempat populer sebelum Ibu jatuh sakit.

Akan tetapi, usaha tersebut gagal ketika Ibu meninggal karena jatuh dari tangga. Teror mulai menghantui keluarga Rini tak lama setelah Ibu meninggal.

Selain di Indonesia, Pengabdi Setan juga ditayangkan di negara lain, seperti Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat. Pengabdi Setan pun berhasil memenangkan penghargaan sebagai Best Horror Film di ajang Toronto After Dark Film Festival, Overlook Film Festival, dan Popcorn Frights Film Festival.

2. Penyalin Cahaya (2021)

Film Penyalin Cahaya menceritakan perjuangan Sur yang mencari keadilan atas tindakan pelecehan seksual. Di awal film, Sur ditampilkan baru bangun setelah menghadiri perayaan kemenangan Mata Hari, sebuah grup teater tempat Sur bekerja lepas sebagai web developer.

Hidup Sur berubah ketika foto dirinya mabuk-mabukan tersebar secara online yang membuat beasiswa kuliahnya dicabut. Sur yang merasa dilecehkan dan menjadi korban perpeloncoan grup Mata Hari bertekad mencari keadilan bersama temannya, Amin. Dimulailah perjalanan Sur untuk mencari tahu siapa yang telah menjebak Sur dengan foto yang tidak senonoh.

Sebelum tayang di Indonesia, Penyalin Cahaya diputar perdana di Busan International Film Festival. Di festival ini, Penyalin Cahaya berkompetisi dalam beberapa nominasi, seperti New Currents Award, New Currents Audience Award, NETPAC Award, dan FIPRESCI Award.

3. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021)

Rindu Harus Dibayar Tuntas mengisahkan seorang petarung pria tangguh yang tidak takut mati bernama Ajo Kawir. Namun, ia menyimpan suatu rahasia yang menjadi aib baginya, yaitu impoten.

Kondisi impoten membuatnya ragu untuk menikahi Iteung, wanita tangguh yang ia sukai. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar merupakan pencarian kebahagiaan Ajo Kawir bersama Iteung dan juga pencarian perdamaian dengan dirinya sendirinya. Film ini menarik karena dibalut dengan suasana 80-an yang kental.

Karena Tuntas Keunikan itu membuat film in memenangkan penghargaan Golden Leopard di Locarno Film Festival pada tahun 2021.

Tidak hanya itu, film ini juga masuk ke dalam official selection dari beberapa festival film internasional, seperti Toronto International Film Festival, FilmFest Hamburg, Busan International Film Festival, BFI London Film Festival, Vienna International Film Festival, dan Tokyo International Film Festival.

4. Turah (2016)

Film Turah mengisahkan warga kampung Tirang, Tegal yang dirundung ketakutan dan rasa pesimis, terutama kepada Darso, juragan yang memberikan mereka kehidupan. Kehidupan penduduk yang semakin terkucil membuat warga kampung, Turah dan Jadag, melawan ketakutan. Ini adalah cerita orang-orang kelas bawah dalam melawan penindasan yang menekan mereka.

Film Turah berhasil meraih penghargaan di Singapore International Film Festival sebagai Asian Feature Film Special Mention. Turah juga diputar di ACMI Cinema Federation Square, Melbourne, Australia.

5. Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak

Film ini mengisahkan seorang wanita bernama Marlina yang didatangi oleh tujuh perampok yang ingin mencuri semua uang, ternak, dan kehormatan Marlina di hadapan suaminya yang sudah menjadi mayat. Keesokan harinya, Marlina memulai perjalanan mencari keadilan dan penebusan dengan membawa kepala bos perampok yang ia penggal malam sebelumnya.

Sebelum ditayangkan di Indonesia, Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak telah ditampilkan di beberapa festival film internasional, salah satunya adalah Cannes Film Festival. Film ini juga memenangkan penghargaan Grand Prize di Tokyo FilmEX International Film Festival di tahun 2017.

Topik Menarik