Ternyata Ada Komunitas Childfree Lho, Apa Alasan Mereka Tak Mau Punya Anak?

Ternyata Ada Komunitas Childfree Lho, Apa Alasan Mereka Tak Mau Punya Anak?

Berita Utama | BuddyKu | Selasa, 30 Mei 2023 - 15:00
share

TERNYATA banyak orang yang seperti Gita Savitri. Mereka memilih gaya hidup childfree.

"Not having kids is indeed natural anti-aging. You can sleep for 8 hours every day, no stress hearing kids screaming. And when you finally got wrinkles, you have the money to pay for botox," katanya membalas komentar seorang netizen. Akibat cuitannya itu, ia menjadi viral waktu itu.

childfree

Gaya hidup childfree memang sudah mendunia, bahkan ternyata ada komunitasnya loh!

Dikutip dari BBC, sebagian besar komunitas childfree di internet mendefinisikan anggotanya sebagai orang yang secara sadar memutuskan untuk tidak pernah memiliki anak.

Ini kontras dengan orang dewasa lain yang saat ini tidak memiliki anak, tetapi menginginkannya di masa depan, atau orang dewasa yang berharap memiliki anak, tetapi tidak dapat (biasanya diberi label childless).

Mereka mungkin menghadapi tantangan kesuburan atau masalah medis lainnya, atau terpengaruh oleh keadaan sosial, seperti tidak bertemu dengan pasangan pada waktu yang tepat, misalnya.

Istilah child-free telah ada sejak awal 1900-an, meskipun baru pada tahun 1970-an para feminis mulai menggunakannya secara lebih luas, sebagai cara untuk menunjukkan perempuan yang secara sukarela tidak memiliki anak.

Akhiran free atau bebas dipilih untuk menangkap rasa kebebasan dan kurangnya kewajiban yang dirasakan oleh banyak dari mereka yang secara sukarela memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Namun, sebagian besar penelitian akademis biasanya mengelompokkan semua orang yang tidak memiliki anak ke dalam kelompok yang sama, jelas Elizabeth Hintz, asisten profesor komunikasi di University of Connecticut, AS, yang mempelajari persepsi tentang identitas mereka yang child-free.

Ini tidak mencerminkan pengalaman dan perasaan yang sangat berbeda dari orang-orang yang child-free dan childless, katanya, dan berarti ada kekurangan data komparatif jangka panjang yang secara khusus melihat kedua kelompok tersebut.

Namun demikian, di era media sosial kita yang penuh tagar, label child-free mendapatkan momentum baru, kata Hintz, karena semakin banyak orang yang memilih untuk tidak memiliki anak menggunakan istilah tersebut.

Tren ini sejalan dengan beberapa penelitian yang menunjukkan semakin banyak orang dewasa di Barat yang secara aktif memilih untuk tidak memiliki anak.

Di AS, sebuah studi Pew Research Center pada 2021 menunjukkan sekitar 44% non-orang tua berusia 18 hingga 49 tahun tidak berpikir mereka akan memiliki anak, naik dari 37% pada tahun 2018.

Lebih dari setengah mencantumkan alasan utama mereka adalah tidak ingin punya anak, alih-alih faktor yang lebih mendalam seperti masalah medis atau tidak ingin membesarkan anak tanpa pasangan.

6 Tips Menghambat Penuaan, Bukan dengan Childfree!

Di Inggris dan Wales, studi YouGov pada 2020 menunjukkan bahwa lebih dari separuh orang Inggris berusia 35 hingga 44 tahun yang belum pernah punya anak tidak pernah berencana untuk melakukannya.

Apa penyebab orang tidak ingin punya anak?

Alasan generasi milenial dan Gen Z memilih untuk tidak memiliki anak sangat beragam, kata Hintz, meskipun ada beberapa yang cukup umum.

Ada orang yang sudah sejak lama tahu bahwa mereka tidak menginginkan anak dan mereka tidak pernah berubah pikiran. Ada orang yang mengambil keputusan di kemudian hari dan kemudian menyatakannya sebagai bagian dari identitas mereka. Dan kemudian ada orang-orang yang masih ragu-ragu tentang apakah mereka akan memiliki anak.

Ciara O\'Neill, manajer media sosial berusia 31 tahun yang tinggal di London, menempatkan dirinya dengan tegas di kategori pertama.

Saya tidak pernah benar-benar ingin punya anak, atau saya tidak pernah benar-benar melihat diri saya sebagai orang tua, katanya.

Saya tidak merasa memiliki kerinduan untuk menjadi ibu atau memiliki keturunan."

Kekasihnya selama tiga tahun merasakan hal yang sama, katanya, dan pasangan itu juga percaya memiliki anak akan membuat bepergian atau bekerja di luar negeri di masa depan lebih sulit.

Untuk Cristina Garcia Trapero, seorang guru bahasa Inggris yang bekerja di Spanyol, memutuskan dia ingin mengidentifikasi diri sebagai child-free lebih merupakan proses bertahap.

Ketika saya masih remaja atau di awal usia 20-an, saya memikirkan tentang anak-anak, tetapi itu karena saya yakin itulah yang harus dilakukan setiap orang, katanya.

Sekarang, di usia 32 tahun dan lajang, dia mulai merangkul identitas child-free beberapa tahun yang lalu, setelah menyimpulkan bahwa dia tidak dapat melihat dirinya sebagai seorang ibu.

Namun mungkin juga ada alasan psikologis, seseorang tak ingin punya anak karena ia punya trauma di masa kecil diabaikan oleh ibunya. Sehingga ia takut tak mampu jadi orangtua yang baik di masa depan.

Topik Menarik