Ahli Berupaya Ciptakan Pil Kontrasepsi Pria, Masih Diuji ke Tikus
JAKARTA - Para ilmuwan kini tengah berupaya menciptakan pil kontrasepsi pria non-hormonal. Kini para ahli telah menemukan jalur sel atau pengalihan jaringan.
Dengan penemuan itu, jalan untuk menghentikan sperma berenang semakin dekat. Tes pada tikus menunjukkan bahwa pil itu membuat sperma diam selama beberapa jam.
Kondisi itu disebut cukup untuk menghentikan mereka mencapai sel telur yang siap dibuahi. Kendati demikian, para ilmuwan masih membutuhkan lebih banyak tes dan uji coba ke tikus. Sebelum melakukan uji coba ke kelinci sebelum manusia.
Waduh! Pedagang Roti Pamer Kelamin ke Siswi SMK Lalu Bagikan Alat Kontrasepsi Ide dari pil penghenti sperma itu dibuat untuk pengguna yang akan berhubungan badan dengan pasangan. Pengguna bisa minum pil satu jam sebelum berhubungan seks dan tak lupa mengawasi kapan efek pil akan hilang.
Lalu bagaimana cara kerjanya? berbeda dengan pil kontrasepsi hormonal (Pil KB) untuk perempuan, obat ini tidak melibatkan hormonal apapun. Pil ini juga diupayakan tak akan melumpuhkan testosteron dan tak menghadirkan efek samping.
Dalam studi awal pada tikus, yang didanai oleh US National Institutes of Health dan diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, satu dosis obat, yang disebut TDI-11861, menghentikan sperma sebelum, selama, dan setelah hubungan seksual.
Efeknya berlangsung sekitar tiga jam. Setelah 24 jam, efeknya tampak sudah benar-benar luntur dengan kumpulan sperma berikutnya yang berenang secara normal.
5 Manfaat Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Perlu Diketahui Salah satu ilmuwan, Dr Melanie Balbach dari Weill Cornell Medicine di New York, mengatakan temuan itu menunjukkan harapan sebagai alat kontrasepsi yang dapat dibalik (reversible) dan mudah digunakan.
"Tapi itu juga merupakan alat yang hebat bagi pria untuk mengontrol kesuburan mereka sendiri karena ada banyak pria di luar sana yang benar-benar tidak tertarik untuk memiliki bayi saat ini. Meskipun pria tidak hamil, mereka juga mungkin menghadapi beberapa konsekuensi," kata Dr Balbach.
Tapi pil itu tidak akan melindungi diri dari infeksi menular seksual, para ahli memperingatkan. Kondom tetap akan dibutuhkan untuk itu.
"Jelas, akan ada beberapa masalah kepercayaan dan juga beberapa masalah seputar penyebaran penyakit menular seksual," Dr Balbach menjelaskan, "jadi kami berpikir tentang hubungan berkomitmen, di mana kedua pasangan sama-sama sepakat untuk tidak hamil."
Sementara pil kontrasepsi untuk laki-laki kini dibutuhkan oleh masyarakat. Hal itu disampaikan Allan Pacey, Profesor Andrologi dari University of Sheffield.
"Ada kebutuhan mendesak akan kontrasepsi oral yang efektif dan reversible untuk pria dan meskipun banyak pendekatan berbeda telah diuji selama bertahun-tahun, belum ada yang mencapai pasar," ujar nya
"Pendekatan yang dijelaskan di sini, untuk mematikan enzim kunci dalam sperma yang sangat penting untuk pergerakan sperma, adalah ide yang benar-benar baru. Fakta bahwa ia mampu bekerja, dan dapat dibalik, begitu cepat benar-benar menarik," imbuhnya.










