Kisah Sedih Pebasket Larry Bird, si Tukang Sampah yang Mampu Jadi Legenda NBA

Kisah Sedih Pebasket Larry Bird, si Tukang Sampah yang Mampu Jadi Legenda NBA

Berita Utama | BuddyKu | Jum'at, 10 Februari 2023 - 05:13
share

KISAH sedih pebasket Larry Bird akan dibahas di sini. Awalnya merupakan tukang sampah, Larry Bird mampu melegenda di kancah kompetisi basket terelite dunia, NBA .

Penggemar olahraga bola basket seharusnya tidak asing dengan nama Larry Bird. Larry Bird merupakan tokoh dengan nama besar dalam sejarah bola basket Amerika Serikat hingga dunia dan menjadi salah satu legenda yang paling disegani.

Larry Bird

Selain itu, sepanjang kariernya, Bird juga hanya bermain untuk satu klub yaitu Boston Celtics. Selama bersama Boston Celtics, Larry Bird sukses menjadi juara sebanyak 3 kali.

Larry Bird lahir di French Lick, Indiana, yang merupakan salah satu kota termiskin di negara bagian di Amerika Serikat. Ibunya yang bernama Georgio merupakan seorang nelayan dan melakukan banyak pekerjaan lainnya untuk membiayai Bird dan lima saudaranya. Sementara itu, ayahnya yang bernama Joe adalah seorang pemabuk berat.

Ayah dan ibunya bercerai saat Bird masih duduk di bangku SMA dan sang ayah mengancam akan bunuh diri. Benar saja, omongannya pun berbuah kenyataan, Joe bunuh diri saat Bird masih berusia 18 tahun.

Menghadapi kerasnya kehidupan dunia nyata, Bird pun menggunakan bola basket sebagai pelariannya. Semasa SMA, Bird punya catatan apik dengan mencetak rata-rata 30,6 poin dan 20 rebound per gim. Lantas hal tersebut membuatnya dilirik oleh beberapa kampus.

Pada akhirnya, Bird menolak berbagai tawaran yang masuk untuk tinggal di negara bagian dan bermain dengan Bobby Knight di Universitas Indiana. Patut disayangkan, ia hanya bertahan selama 24 hari. Pada saat yang bersamaan, Bird menjalani sebuah bahtera pernikahan setelah memutuskan untuk nikah muda.

Bird memiliki seorang putri yang harus diurus saat memutuskan untuk bercerai. Di tengah kendala dalam finansialnya, ia memutuskan untuk meninggalkan kuliahnya dan harus bekerja sebagai tukang sampah untuk menghidupi dirinya serta putrinya.

Ketika itulah Bird menyerah dengan karier basket di perguruan tingginya. Namun, datang seorang pria yang bernama Bill Hodges yang menyelamatkan hidupnya dari jurang kemiskinan.

Bill Hodges mengajak Larry Bird untuk bergabung ke timnya. Bill Hodges sendiri adalah seorang pelatih basket di Universitas Negeri Indiana.

Pada tahun 1975, Bird pun resmi menjadi mahasiswa Universitas Negeri Indiana dan langsung bermain untuk tim bola basket kampus tersebut yang bernama Sycamores. Selama 3 tahun di bangku kuliah, Bird sukses menorehkan catatan apik dengan rata-rata 30,3 poin, 13,3 rebound dan 4,6 assist per gim dan membuatnya menjadi pebasket terbaik di tingkat perguruan tinggi pada 1979.

Larry Bird

Kemudian pada 1978, Bird terpilih oleh Boston Celtics dan ia berada di urutan draft keenam pada saat itu. Akan tetapi, Bird saat itu belum lulus kuliah, ia belum menandatangani kontrak hingga 1979.

Setelah lulus dengan gelar sarjana sains di bidang pendidikan jasmani, Bird pun lekas meneken kontrak berdurasi 5 tahun dengan bayaran 3,25 juta dolar yang membuatnya menjadi Rookie termahal pada masa itu.

Selanjutnya, Bird pun menandai tinta emasnya di NBA. Bersama dengan Magic Johnson, Bird menjadi ikon NBA kala itu dengan menjuarai titel NBA 3 kali di tahun 1981, 1984 dan 1986 serta 3 kali menjadi MVP NBA di tahun 1984, 1985, 1986, dan 12 kali menjadi NBA-All Star.

Larry Bird juga sukses membawa Amerika Serikat meraih 3 medali emas di gelaran Olimpiade serta masuk ke dalam daftar Hall of Fame baik di tingkat perguruan tinggi maupun NBA .

Topik Menarik