Menilik Sejarah Kelam Benteng Gedong Dalapan Cililin, Saksi Kekejaman Westerling

Menilik Sejarah Kelam Benteng Gedong Dalapan Cililin, Saksi Kekejaman Westerling

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Selasa, 30 April 2024 - 14:40
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Selain terkenal dengan tempat wisata serta kulinernya, Bandung juga dipenuhi dengan bangunan sejarah sebagai saksi bisu penjajahan Belanda-Jepang tempo dulu.

Salah satunya, bangunan yang berada di Cililin, Kabupaten Bandung Barat ini. Bangunan ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang disebut denga Gedong Dalapan Cililin.

Benteng Gedong Dalapan adalah sebuah bangunan berbentuk benteng dan bunker yang dibangun oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1912 dan selesai pada tahun 1918.

Benteng dan bunker ini berhasil dibangun di bawah pimpinan bernama Tuan Bengkok dan Tuan Jackson.

Benteng dan bunker yang berada di Perbukitan Pasir Gagak ini dibangun pada lahan seluas 20 hektar dengan bagian utama bangunan memanjang dari selatan ke utara dan menghadap ke arah timur. Untuk ukuran sendiri, Benteng Gedong Dalapan ini memiliki ruangan berbentuk persegi yang masing-masing berukuran sekitar 2,5 m x 3 m.

Dengan letaknya yang berada tepat di puncak bukit, menjadikan letak dari benteng dan bunker ini sangat strategis dalam mengintai keberadaan musuh, terutama pesawat tempur yang sedang melintas di kawasan Bandung Barat.

Selain itu, keberadaan dari Benteng Gedong Dalapan ini tertutup dan terlindungi oleh tanaman, menjadikan benteng dan bunker ini mampu berkamuflase dengan lingkungan disekitarnya.

Perlu diketahui, pada awalnya pembangunan dari benteng dan bunker ini adalah sebagai basis pertahanan, tempat penyimpanan senjata, tempat mengeksekusi musuh, hingga tempat pengintaian.

Selain tempat untuk mengawasi dan bertahan, Benteng Gedong Dalapan ini juga merupakan tempat untuk menyimpan senjata. Di Benteng Gedong Dalapan diyakini ada sejumlah harta karun yang dipercaya masih tersimpan didalam ruangan itu milik pemerintah Kolonial Belanda.

Namun, pasca kekalahan tentara Belanda, area benteng dan bunker ini sempat dikuasai oleh pihak tentara Nippon atau Jepang.

Barulah setelah beberapa tahun kemudian area ini berhasil dikuasai oleh tentara Indonesia. Namun sebelum berhasil direbut, benteng dan bunker ini sempat dirusak oleh tentara Indonesia. Hal itu sengaja dilakukan agar tempat ini tak kembali dikuasai oleh penjajah yang mencoba menginvasi kembali area Bandung Barat.

Disisi lain, Benteng Gedong Dalapan juga menjadi saksi bisu kekejaman Tentara Hindia Belanda Raymond Westerling.

Raymond Westerling merupakan sosok kejam yang menoreh lembar kelam dalam sejarah Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia merupakan tokoh utama dalam tragedi Korban 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan pada periode Desember 1946 hingga Februari 1947.

Kisah jahanam Westerling sebagai pembantai bangsa Indonesia berlanjut. Ia mendukung kudeta terhadap pemerintah yang dilakukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Gerakan tersebut mencoba menguasai Bandung tahun 1950 namun gagal.

Westerling dan para pembelot, gagal menguasai Bandung maka APRA mundur ke arah Cianjur. Sial bagi mereka, Divisi Siliwangi sudah mencegat di sana dan menghabisi para pembelot negara tersebut.

Tapi Westerling tidak ikut terbunuh dalam penghadangan itu. Ia pun melarikan diri. Bahkan, komandan pasukan elit Belanda itu juga pernah bersembunyi di sebuah di Kota Cimahi dan Bandung Barat.

Waktu berlalu, Benteng Gedong Dalapan saat ini berada pada daerah kekuasaan militer TNI Kabupaten Bandung Barat.

Secara administratif, Benteng Gedong Dalapan ini berlokasi di Perbukitan Pasir Gagak, RT. 02 RW 03, Desa Karanganyar, Kec. Cililin, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.

Topik Menarik