Tinjau Situs Pasir Lulumpang, Menbud Tekankan Perlunya Riset dan Kajian Mendalam
GARUT - Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Garut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon melanjutkan penelusuran warisan budaya dengan meninjau Situs Pasir Lulumpang, di Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi, Jawa Barat.
Saat meninjau situs peninggalan prasejarah ini, Menbud Fadli menekankan pentingnya riset dan kajian mendalam tentang Pasir Lulumpang sehingga dapat membangun narasi dan pengetahuan yang lebih komprehensif.
Di hari yang sama, sebelumnya Menbud Fadli turut meninjau Situs Cangkuang yang terdiri dari beberapa objek bersejarah.
Situs Pasir Lulumpang merupakan salah satu tinggalan penting dari masa prasejarah yang ditandai dengan keberadaan lumpang batu berukuran besar yang memiliki lubang di tengah. Situs ini juga dikelilingi oleh struktur tanah berbentuk punden berundak.
“Pasir Lulumpang mempunyai ciri khas sesuai namanya, yaitu adanya lumpang dan juga kemungkinan ada dakonnya. Situs ini terdiri atas 13 teras yang disusun sebagai satu struktur budaya,” tutur Menbud Fadli sambil mengamati susunan batu purba yang terjaga di antara pepohonan dan bukit asri.
Untuk mencapai situs Pasir Lulumpang yang terletak di wilayah perbukitan Desa Cimareme, Menbud Fadli didampingi Direktur Warisan Budaya I Made Dharma Suteja, dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Retno Raswaty.
Menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor milik warga setempat. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki, menapaki undakan hingga akhirnya tiba di lokasi batu berlubang yang menyerupai lumpang.
Masyarakat Desa Cimareme menyambut antusias kunjungan ini dan turut memfasilitasi Menbud Fadli beserta rombongan untuk sampai di situs Pasir Lulumpang.
Menurut Menbud Fadli, situs ini masih memerlukan kajian mendalam mengenai fungsi asli dari batu-batu berbentuk lumpang tersebut.
“Perlu satu penelitian dan kajian lagi yang lebih mendalam tentang fungsi dari Pasir Lulumpang atau situs batu-batu yang dibuat semacam lumpang ini. Dengan narasi yang kuat dan literasi yang memadai, nantinya bisa membangun pengetahuan yang selama ini terpendam atau hilang,” tuturnya.
Menteri Kebudayaan juga menekankan potensi pengembangan situs ini sebagai pusat pengetahuan dan wisata budaya.
“Situs Pasir Lulumpang di Garut ini merupakan situs yang harus dikembangkan lagi di sekitarnya. Menurut informasi, ada juga temuan-temuan serupa di sekitar situs ini,” katanya.
Saat ini, Situs Pasir Lulumpang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten Garut. Tak hanya sekadar meninjau, Menbud Fadli juga menekankan pentingnya pelestarian, mengingat kondisi situs ini masih relatif terawat dengan baik.
Hal ini mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya di daerahnya. Dengan kondisi yang relatif terjaga, Pasir Lulumpang menyimpan potensi besar untuk penelitian arkeologi, pengembangan literasi sejarah, serta pelestarian warisan budaya.
Dalam kunjungan kerja ini, Menbud Fadli turut didampingi oleh Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga Rachmanda Primayuda dan jajaran dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX.
Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen Kementerian Kebudayaan dalam menjaga dan mengangkat nilai-nilai sejarah melalui pelestarian situs-situs budaya di seluruh Indonesia.
Dengan nilai sejarah yang tinggi, panorama alam yang memikat, serta potensi riset yang luas, Pasir Lulumpang tidak hanya milik masyarakat Garut, tetapi juga menjadi warisan budaya Indonesia yang layak diperkenalkan kepada dunia.
Kementerian Kebudayaan berkomitmen menindaklanjuti kunjungan ini dengan melakukan kajian pelestarian lanjutan serta membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah daerah, sejarawan, dan komunitas budaya setempat.
