Kisah di Balik Misteri Asal Muasal Berdirinya Candi Sukuh di Lereng Gunung Lawu

Kisah di Balik Misteri Asal Muasal Berdirinya Candi Sukuh di Lereng Gunung Lawu

Travel | BuddyKu | Rabu, 4 Oktober 2023 - 17:13
share

KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Candi Sukuh salah satu peninggalan sejarah masa lampau bangsa Indonesia. Candi Sukuh berlokasi di lereng kaki Gunung Lawu atau 20 kilometer daripusat Kota Karanganyar. Sedangkan dari Kota Solo sejauh 36 kilometer.

Candi Sukuh, berada di ketinggian 1.186 meter. Sehingga hawa sejuk akan didapat saat mengunjungi candi ini. Candi ini masuk kedalam wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso,Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dan masuk kedalam komplek candi umat Hindu.

Tak ada yang tahu persis kapan Candi Sukuh ini dibangun. Namun, candi yang disebut-sebut usiannya jauh lebih tua dibandingkan milik suku Maya ini pertama kali ditemukan olehseorang peneliti asal Belanda bernama Johnson pada tahun 1815.

Seperti dikutip dari lama Kementerian Pariwisata, saat itu Johnson tengah melakukan penelitian untuk mengumpulkan data-data guna menulis buku the History Of Java yangdilakukan oleh Thomas Stamford Raffles.

Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, Van Der vlies yang merupakan arkeolog Belanda melakukan penelitian pemugaran pertama yang dimulai pada tahun 1928. Fakta tersebutmenunjukkan bahwa Candi Sukuh telah ada sejak lama dan sampai kini masih terawat.

Batu Kulit

Arkeolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga menjadi salah satu anggota tim peneliti Niken Wirasanti sempat menemukan sesuatu yang sangat unik di Candi Sukuh.

Salah satu diantaranya menemukan setelah batu candi dan atap dari candi induk yang beradadi tengah lokasi di buka ternyata di dalamnya terdapat lagi batu lapisan candi.


Kisah di Balik Misteri Asal Muasal Berdirinya Candi Sukuh di Lereng Gunung Lawu (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Niken menyebutkan selain ada lapisan batu lain di dalam candi utama juga ditemukan empatartefak batu yang berbentuk segitiga yang tertimbun di bawah tangga.

Ada dugaan temuan artefak tersebut adalah hiasan candi yang dibangun tahap pertama sebelum ditemukan seperti saat ini. Selain itu juga diperoleh kotak batu atau pripih terbuat darikristal, jelasnya Niken saat pemugaran Candi Sukuh belum lama ini.

Niken juga menyebutkan bahwa struktur batu kulit diduga adalah bengunan pertama sebelum akhirnya dilapisi batu berukuran lebih besar lagi di luarnya. Keunikan lainnya adalah batukulit yang menyusun Candi Sukuh jumlahnya mencapai 24 lapisan batu.

Saat tim membongkar lapisan hingga batu ke empat, ternyata masih ada lagi susunan batu hingga jumlahya ada 24 lapisan, papar Niken lebih detail lagi.

Menurut predikasi ada dugaan bentuk candi saat pertama kali di bangun kondisinya tidakbegitu kuat, hingga perlu waktu untuk menambah lapisan batu lagi. Dan hasilnya detailnyacukup rumit juga..

Arah Kiblat

Salah satu situs candi peninggalan jaman purbakala yang terletak di kaki lereng gunung Lawu ini memiliki cerita yang unik dan juga misterius. Selain karena bentuknya yang berbeda dari candi yang ada di Indonesia, Candi sukuh jugamemiliki relief atau pahatan yang jauh dari kesan tradisi budaya lokal nusantara.

Candi peninggalan jaman megalithikum ini juga merupakan satu-satunya candi di Indonesiayang menghadap ke barat atau ke arah kiblat.

Menurut seorang pemerhati gunung Lawu yang sangat mengerti tentang seluk beluk gunung Lawu,Polet menyebutkan, menurut pakem tradisi candi agama Hindu lainnya yang digunakan sebagaitempat persembahyangan, seharusnya Candi Sukuh menghadap ke arah timur, yakni arah terbitnya matahari. Nyatanya justru candi ini menghadap ke arah arah barat.

Polet menerangkan, sudah menjadi tradisi jawa kuno di waktu jaman prasejarah jika mataharimenjadi merupakan sumber urip (sumber kehidupan)

Candi sukuh ini berbeda dengan candi kebanyakan yang menghadap ke timur. Justru candi inimenghadap Barat. Jadi untuk memasuki candi Sukuh, orang menuju ke arah Timur, tempatmatahari terbit,terangnya saat ditemui di kediamannya di Ngargoyoso Karanganyar, Rabu (4/10/2023).

Menurut pria berambut panjang yang akrab di panggil Pak Po ini menerangkan, sudah menjaditradisi jawa kuno di waktu jaman prasejarah yang beranggapan jika matahari merupakansumber urip (sumber kehidupan).

Candi Sukuh yang terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh Kecamatan Ngargoyoso KabupatenKaranganyar dikenal banyak orang sebagai dengan sebutan candi porno, karena banyak terdapatrelief yang menampilkan gambaran orang tanpa busana.

Menurut Pak Po sebenarnya salah jika menyebut candi Sukuh sebagai candi porno hanya karenabanyaknya relief yang menggambarkan sesuatu yang pribadi seperti bentuk lingga yoni yangmenggambarkan kelamin lelaki dan perempuan.

Sebenarnya candi Sukuh bukan candi porno, tapi itu satu pembelajaran. Purwa madya wusanayakni asal muasal kita ada. Jika di India punya kamasutra, kalau di Jawa khan punyacenthini, ungkapnya.

Jadi candi sukuh adalah candi yang menonjolkan lingga dan yoni yakni penggambaran laki danperempuan. Jadi asal muasal manusia ada khan dari gambaran relief yang ada di Candi Sukuh.

Jadi itu bukan candi tentang seni bercinta tapi penggambaran bahwa kita itu ada di alam kandungan, di alam dunia dan alam kubur.

Pak Po juga menyebutkan jika orang-orang jawa itu meyakini bahwa manusia Jawa pertama itu berasal atau datangnya dari Lawu.Karena kaki Lawu itu sampai daerah Sangiran Sragen Jawa Tengah. Sebab itulah di Sangiranbanyak di temukan situs-situs, mulai dari fosil yang ditemukan, peninggalan yang ditemukan.

Dari mulai adanya tanah Jawa, wong kapisan itu njedule di gunung Lawu. Makanya itu di sanajuga ada candi yang menggambarkan bahwa kita itu ada, antara laki dan perempuan ketemu, digambarkan oleh lingga dan yoni (bentuk alat kelamin pria dan wanita), terangnya.

Dan itu di gambarkan dengan jelas melalui tiga teras atau tiga trap bagian candi. Yangtergabung dalam purwa madya wasana yang berarti asal muasal kita ada. Bagian candi pada teras pertama adalah purwa yang berarti kawitan, pertama atau asal muasal dimana laki perempuan ketemu.

Teras kedua adalah madya yang menggambarkan alam dunia. Di situ banyak sekali terdapatrelief yang menggambarkan kehidupan manusia seperti petani, pejabat, punggawa raja, pandebesi. Toh akhirnya nanti wusananya teras paling atas atau candi paling atas akhirnya kita
kembali ke sana lagi. Kepada yang membikin hidup. ***

Topik Menarik