6 Tempat Wisata Terpopuler di Tarakan Kaltara, Museum Perang hingga Penangkaran Buaya

6 Tempat Wisata Terpopuler di Tarakan Kaltara, Museum Perang hingga Penangkaran Buaya

Travel | BuddyKu | Rabu, 20 September 2023 - 13:10
share

PROVINSI Kalimantan Utara (Kaltara) yang berbatasan langsung dengan Malaysia punya beragam tempat wisata. Salah satu destinasi yang menarik dikunjungi di Kaltara adalah Tarakan .

Tarakan merupakan kota terbesar di Kaltara menyajikan pemandangan indah. Ada sederet objek wisata menarik yang bisa didatangi untuk liburan. Memang jarang terekspose, padahal pesonanya ciamik.

Nah, berikut ini 6 wisata di Tarakan seperti dikutip dari berbagai sumber.

Main ke Tarakan? Yuk Mampir ke Rumah Baloy Khas Suku Tidung

1. Pantai Amal

Pantai Amal ada di Tarakan Timur, Kalimantan Utara. Destinasi wisata ini menawarkan pemandangan yang memesona, dan indah.

Pasir di Pantai Amal ini sangat halus. Meski warnanya tidak putih, namun tidak sama sekali merusak pemandangan di sekitarnya.

Ilustrasi

Pantai Amal, Tarakan, Kalimantan Utara (Instagram @meilanicitra)

Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Pantai Amal adalah saat sore hari karena suasananya akan semakin indah, melihat perpaduan warna langit yang biru dan oranye.

Pantai Amal ini terbagi menjadi dua lokasi, yakni Pantai Amal Lama dan Pantai Amal Baru, keduanya hanya terpaut lokasi yang berbeda tak terlalu jauh. Untuk menuju Pantai Amal ini, cukup menempuh waktu sekitar 20 menit dari pusat kota Tarakan.

10 Masakan Khas Tarakan, Surganya Wisata Kuliner Seafood di Kaltara

2. Museum Sejarah Perang Dunia II Kota Tarakan

Bagi Anda yang haus akan sejarah terutama sejarah peperangan, Anda bisa berkunjung ke Museum Sejarah Perang Dunia II.

Ilustrasi

Museum Sejarah Perang Dunia II (Raihan)

Di dalam museum ini terdapat sejumlah barang-barang peninggalan perang dunia ke II, keberadaannya pun masih terjaga dengan baik. Selain itu, Anda juga dapat mempelajari serta mengetahui detail cerita tentang perang yang mempertaruhkan nyawa banyak orang itu.

Museum Sejarah Perang Dunia II lokasi ada di Kampung Empat, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

3. Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan

Meskipun Tarakan merupakan pulau yang terpisah tak jauh dari wilayah Kaltara lainnya, wilayah ini memiliki tempat konservasi hewan langka dan sekaligus menjadi tempat wisata berbasis edukasi.

Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan ini berlokasi di Karang Rejo, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Di sini terdapat beragam flora dan fauna, bahkan hewan langka seperti bekantan.

Jika berkunjung ke tempat ini, Anda dapat melihat pemandangan kawasan hutan mangrove dengan jalan setapak yang terbuat dari papan kayu.

Ilustrasi

Ilustrasi magrove (Okezone.com/Sukardi)

4. Museum Rumah Bundar

Museum Rumah Bundar yang dapat anda kunjungi saat berada di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Berlokasi di Jalan Danau Jempang. Atau 15 menit dari Bandara Juwata.

Seperti namanya, atap Rumah Bundar berbentuk setengah lingkaran. Bangunan tersebut dulunya didirikan oleh tentara Australia yaitu pada tahun 1945, yakni sebagai tempat tinggal setelah merebut kekuasaan dari tangan Jepang.

Di dalamnya mengoleksi sejumlah barang peninggalan perang dunia ke II yang mereka rawat secara apik di dalam lemari kaca. Kemudian bangunan lainnya yang termasuk peninggalan sejarah adalah perumahan staf BPM, Klenteng, hingga Masjid.

5. Penangkaran Buaya Juwata

Penangkaran Buaya Juwata berlokasi di Desa Karang Harapan, Tarakan Barat, Kalimantan Utara. Adalah rumah tempat tinggal buaya seluas 5 hektar yang telah berdiri sejak tahun 1991.

Bermula dari beberapa ekor buaya, kini menjadi ribuan buaya yang ditampung di tempat ini hingga menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.

Di dalamnya terdapat beberapa jenis buaya yang ditampung di wilayah ini, tiga berasal dari Kalimantan dan satu berasal dari Papua, di antara jenisnya yaitu buaya supit, buaya muara, buaya air tawar dan buaya Papua.

Ilustrasi

Rumah Baloy

6. Baloy Adat Tidung

Destinasi satu ini merupakan tempat rumah adat yang telah diresmikan pada tahun 2006 lalu. Di dalam bangunan tersebut masih terdapat alat alat peninggalan kerajaan, seperti singgasana dan gong.

Berbahan dasar kayu ulin yang dibangun menghadap utara bangunan ini dibangun secara mandiri oleh masyarakat suku adat Tidung.

Dengan tarif sebesar Rp3.000 wisatawan sudah bisa masuk sekaligus napak tilas jejak sejarah dan budaya Suku Tidung. Di tempat ini juga tersedia berbagai fasilitas, mulai dari toilet hingga musala dengan gaya arsitektur khas Tidung.

Topik Menarik