Tradisi Minum Teh "Nyaneut" Festival di Garut Bangkitkan Kearifan Lokal

Tradisi Minum Teh "Nyaneut" Festival di Garut Bangkitkan Kearifan Lokal

Travel | BuddyKu | Rabu, 13 September 2023 - 19:58
share

GARUT, iNewsGarut.id Sebuah perayaan yang sarat dengan nilai tradisi, Nyaneut Festival, kembali memukau warga Garut di Lapang Situgede, Kecamatan Cigedug, Selasa (13/09/2023). Festival ini menghidupkan kembali adat minum teh Nyaneut, sebuah praktik yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kultur tahunan Kabupaten Garut.

Nyaneut sendiri memiliki makna mendekatkan dan mempertemukan, sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Komunitas Nyaneut, Dasep Badrussalam. Sunan Gunung Jati adalah tokoh pertama yang memperkenalkan Nyaneut ketika berkarya di daerah Sunda, khususnya di Garut. Sebelum memulai dakwahnya, Sunan Gunung Jati selalu mengumpulkan masyarakat untuk bersama-sama menikmati teh.

Sejak dahulu dari tahun 1.504, itu dibawanya oleh Sunan Gunung Jati, ketika dakwah beliau ke daerah Sunda khususnya di Garut. Nah, sebelum beliau dakwah melalui media seperti kebudayaan, pendekatannya mungkin yaitu suka mengumpulkan dulu masyarakat, yaitu minum teh, metode itu minum air teh Nyaneut itu, ujar Dasep dalam sambutannya.

Dasep mengungkapkan, tujuan dari Nyaneut adalah untuk memelihara kearifan lokal yang telah mengakar sejak lama, terutama di Kecamatan Cigedug. Festival ini bukan hanya nostalgia, melainkan juga memperkenalkan prosesi Nyaneut yang melibatkan ritual sebelum menikmati teh.

Nah setahun sekali diadakan Festival Nyaneut ini tuh merupakan nostalgia, kalo sehari-hari itu itu (tidak ada), sebab nanti Nyaneut ada prosesinya, tidak minum langsung ai teh, ada prosesinya terlebih dahulu, ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, melihat Festival Nyaneut sebagai acara yang dapat mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Ia juga melihat potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dari festival ini, mengingat Kabupaten Garut memiliki lebih dari 6 ribu hektar kebun teh dengan produksi hampir 7 ton per tahun.

Festival ini berhubungan langsung dengan sektor pertanian, menjadi potensi besar bagi Garut. Beni berharap acara semacam ini dapat diadakan sepanjang tahun dan tidak hanya di Kecamatan Cigedug, melainkan juga di kecamatan lain.

Bahkan, dirinya juga sempat meminta persetujuan kepada Dasep selaku Ketua Komunitas Nyaneut, agar kegiatan ini bisa direplikasi di kecamatan lain.

Nah, saya mau mencoba nanti di awal Oktober, kegiatan Nyaneut ini oleh saya mau dibawa, dikenalkan oleh saya ke masyarakat (Garut bagian) selatan Pak Dasep ya, ada saudara-saudara kita, yang berbatasan dengan Tasik, berbatasan dengan Bandungx yang jauh di sana, nah nanti kita jelaskan Nyaneut itu seperti apa), tutur Beni.

Terlebih, imbuh Beni, Nyaneut ini berhubungan langsung dengan bidang yang digarap oleh dinasnya yaitu pertanian. Bahkan, ia menjelaskan jika di Kabupaten Garut, ada sekitar 6 ribu hektar kebun teh dengan produksi teh hampir 7 ton per tahunnya.

Nanti kita diskusikan dengan Pak Wawan, juga dari Dinas Pariwisata, jadi di Garut itu pembangunan utamanya itu sektor pariwisata sama pertanian, hampir semua budaya sunda yang berkembang khususnya di kabupaten Garut pasti ada hubungannya dengan pertanian),ucapnya

Sehingga ia berharap acara semacam Nyaneut ini bisa digelar sepanjang tahun, dan tidak hanya dilakukan di Kecamatan Cigedug saja, melainkan dilaksanakan juga di kecamatan lain.

Bayangkan pak kalau satu bulan ada 3 kali acara seperti ini, di masing-masing kecamatan berkumpul banyak orang, ya minimalnya orang yang jualan gehu itu pasti terjual, pasti ada yang beli, kalau penjual gehu (laku) berarti penjual tahunya juga kebeli, berarti minyaknya juga kebeli, penjual gorengan dan segala macam hal yang kecil seperti itu akan menumbuhkan tingkat ekonomi kita semakin berkembang, ucapnya.

Sementara Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar), Enjang Tedi menjelaskan bahwa tradisi minum teh Nyaneut merupakan warisan budaya tak benda (WBTB) yang mesti dilestarikan dan dikembangkan. Menurutnya, tradisi ini mempunyai nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.

Tradisi ini wajib dilestarikan dan dikembangkan kedepannya, apalagi tradisi minum teh Nyaneut ini mempunyai nilai-nilai filosofi yang tinggi,ujarnya.

Enjang juga akan mengusulkan ke Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) festival tradisi minum teh Nyaneut ini agar dijadikan agenda tahunan. Karena, kata Dia, ini sebuah tradisi yang memang harus didukung, dikembangkan, serta dilestarikan agar menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) yang selalu diingat oleh seluruh masyarakat.

Kan ada festival west Java , bisa tradisi minum teh Nyaneut ini dikenalkan juga sebagai warisan budaya yang dapat membangkitkan kearifan lokal dan membangkitkan ekonomi kreatif di masyarakat,pungkasnya.

Topik Menarik