Restoran Unik di Tengah Hutan Papua Dikelilingi Pohon Sagu, Mau Coba?
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak hal menarik di Papua yang bisa dijelajahi. Selain memiliki pemandangan alam menakjubkan, Papua juga punya restoran unik di tengah hutan.
Keberadaan kafe hingga restoran yang mengusung konsep alam belakangan ini semakin digandrungi oleh para pegiat usaha. Namun bagaimana jadinya jika resto tersebut berada di tengah hutan dengan suasana asli alam bukan buatan. Ungkea Jungle resto namanya.
Restoran unik satu ini berlokasi di tengah hutan Papua atau tepatnya di Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Restoran dibangun sangat tradisional, materialnya terbuat dari bambu dan daun sagu. Kemudian meja dan bangku dibuat memanjang yang materialnya masih berasal dari kayu. Selanjutnya pada bagian sudut-sudutnya, tersedia tempat sampah yang terbuat dari anyaman daun sagu.
Suasana alam asli dari Papua membuat siapa pun akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Menariknya, restoran satu ini dikelilingi oleh pohon sagu yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Papua untuk dijadikan makanan sehari-hari sebagai sumber karbohidrat atau pengganti nasi.
Di restoran ini tersedia berbagai menu menarik yang hanya didapatkan di Ungkea Jungle resto. Tiga menu autentik di restoran di ini Swamening, Kha Ebehele dan Finukhu. Di mana chef yang memasaknya merupakan asli orang Papua, sehingga rasa yang disajikan akan sangat khasnya.
Swamening adalah olahan tradisional menggunakan bahan sayur lilin, dicampur dengan sagu dan kelapa parut. Kemudian dibungkus dengan daun gedi kemudian dikukus.
Swamening adalah makanan khas masyarakat Genyem, Kabupaten Jayapura yang bisa Anda santap di restoran di tengah hutan ini. Sementara Kha Ebehele, diambil dari bahasa Sentani yang artinya ikan gabus dimasak dalam ebehele, yaitu sejenis tempayan. Selanjutnya dicampur dengan sayuran daun sukun.
Nah jika Anda ingin memesan ini harus bersabar menunggu, karena waktu memasak yang dibutuhkan sangat lama dan bahkan hingga berjam-jam lamanya. Hal itu bertujuan agar daging dan tulangnya menjadi lunak, tentunya dengan rasanya nikmat.
Finukhu atau populer dengan nama papeda, juga tersedia di restoran ini dan jadi salah satu makanan khas masyarakat Sentani. Lalu dibungkus menggunakan daun khusus, masyarakat Sentani menyebutnya daun fothofhe. Papeda bungkus ini lebih praktis, serta mudah dibawa, baik untuk disantap langsung maupun untuk bekal. Selain itu, finukhu juga tahan hingga satu sampai dua minggu.
Lalu, bagaimana cara menuju Ungkea Jungle resto ini? Untuk mencapai restoran ini, Anda harus menempuh waktu selama 10 menit melewati jalan setapak. Sepanjang perjalanan dikelilingi oleh pohon-pohon sagu yang akan menjadi pengalaman menarik bagi siapa saja yang berkesempatan datang.

