Sejarah Hotel Majapahit, Lokasi Deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya
SURABAYA, iNews.id - Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan No. 65, Genteng, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) rencananya bakal menjadi lokasi deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Agenda deklarasi dijadwalkan berlangsung pada pukul 14.00 WIB.
Hotel Majapahit menjadi salah satu ikon bersejarah yang memancarkan pesona dan kemegahan di kota Surabaya. Hotel yang memadukan kemewahan dan budaya ini memiliki cerita panjang yang mencerminkan perkembangan Surabaya dan Indonesia selama lebih dari satu abad.
Sejarah Hotel Majapahit
Dilansir dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Hotel Majapahit pertama kali dibangun pada tanggal 1 Juni 1910, dengan lokasinya yang strategis di Jalan Tunjungan 65, Surabaya. Hotel ini didirikan oleh Lucas Martin Sarkies bersaudara, yang dikenal dengan keterlibatan mereka dalam industri perhotelan di Indonesia pada masa itu. Meskipun konstruksi dimulai pada tahun 1910, Hotel Majapahit secara resmi dibuka pada tahun 1912. Sejak saat itu, hotel ini menjadi tempat yang penting bagi para pelancong dan pengusaha yang datang ke Surabaya.
Peristiwa Bendera Biru yang Bersejarah
Hotel Majapahit juga menjadi saksi dari peristiwa bersejarah yang terkenal, yaitu penyobekan bendera yang terjadi pada tanggal 19 September 1945. Pada hari itu, insiden penyobekan bendera berlangsung di menara di sudut barat laut Hotel Yamato, yang berada dalam jangkauan pandang dari Hotel Majapahit. Bendera yang dirobek adalah bendera Kerajaan Belanda yang memiliki warna merah, putih, dan biru.
Peristiwa penyobekan bendera ini dipicu oleh pihak Belanda yang mengibarkan Bendera Kerajaan Belanda (Merah Putih Biru) secara sepihak. Tindakan tersebut sangat mengejutkan dan meresahkan masyarakat Surabaya yang pada saat itu tengah berjuang untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Akibat dari insiden tersebut, hanya warna merah dan putih yang tersisa pada bendera, yang kemudian diakui sebagai bendera Republik Indonesia.
Setelah peristiwa tersebut, nama Hotel Majapahit dirubah menjadi Hotel Merdeka sebagai simbol semangat kemerdekaan yang berkobar pada masa itu.
Perubahan Nama dan Pemilik
Pada tahun 1946, Sarkies bersaudara kembali ke Surabaya dan mengambil alih manajemen hotel, mengubah namanya menjadi Lucas Martin Sarkies Hotel (LMS). Pada tahun 1969, Hotel ini beralih kepemilikan ke perusahaan Mantrust HoldingCo, yang kemudian mengganti nama menjadi Hotel Merdeka sebelum akhirnya menjadi Hotel Majapahit.
Pada tahun 1993, Hotel Majapahit diakuisisi oleh Mandarin Oriental Groups yang bergabung dengan Sekar Groups, menghasilkan perubahan nama menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit. Kemudian, pada tahun 2006, PT. SEKMAN WISATA mengambil alih manajemen hotel dan mengubah nama kembali menjadi Hotel Majapahit.
Kontinuitas dan Warisan
Hotel Majapahit terus melayani tamu-tamunya dengan kemewahan dan keramahan yang menjadi ciri khasnya. Dengan sejarah yang panjang dan beragam, hotel ini tetap menjadi salah satu tujuan pilihan untuk para pelancong dan pengusaha yang mengunjungi Surabaya.
Sebagai simbol keberanian dan semangat kemerdekaan, peristiwa penyobekan bendera biru yang terjadi di dekat Hotel Majapahit tetap menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia. Hotel ini bukan hanya tempat inap mewah, tetapi juga sebuah museum hidup yang menyimpan banyak kisah dan kenangan yang berharga.
Itulah sejarah Hotel Majapahit, lokasi deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya.




