Menelusuri Gua Payudan, Dikenal Jadi Tempat Pertapaan Para Raja Sumenep
Apabila singgah di Sumenep, jangan lupa mampir ke salah satu objek wisata yang punya keindahan alam dan sejarah luar biasa, salah satunya Gua Payudan.
Gua Payudan adalah sebuah tempat yang ada di Kabupaten Sumenep yang telah menjadi saksi bisu pertapaan raja-raja Sumenep.
Terletak di Kecamatan Guluk-Guluk, para raja Sumenep seperti Potre Koneng, Pangeran Jokotole, Pangeran Jimat, hingga Ke\' Lesap pun pernah melakukan pertapaannya di tempat ini.
Lokasi Gua Payudan
Gua Payudan terletak di dataran tinggi pegunungan Payudan, secara administratif berada di Desa Payudan Daleman, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Objek wisata ini berjarak kurang lebih 30 kilometer dari pusat Kabupaten Sumenep.
Pengunjung bisa datang ke Gua Payudan dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.
Daya Tarik Gua Payudan
Gua Payudan tak hanya menjadi objek wisata alam semata, tetapi gua ini juga mengandung nilai sejarah dan religi di dalamnya.
Bagi masyarakat Sumenep, Gua Payudan memiliki arti penting, karena gua ini punya keterkaitan dengan sejarah raja-raja Sumenep abad ke-14 hingga 17.
Tempat ini pernah menjadi tempat bertapa raja-raja Sumenep, seperti Potre Koneng, Pangeran Jokotole, Pangeran Jimat, hingga Ke\' Lesap.
Sedikit penjelasan mengenai raja-raja di atas, Potre Koneng adalah putri dari Pangeran Soccadiningrat II, seorang raja Sumenep yang berkuasa di tahun 1366 hingga 1386. Kala itu, istana kerajaan masih berada di Desa Banasare di Kecamatan Rubaru. Suami Potre Koneng adalah seorang raja di Sepudi, namanya Adi Poday (1399-1415) dan merupakan putra sulung Sunan di Surabaya.
Sementara Pangeran Jokotole adalah raja Sumenep yang ke-13 yang memerintah selama 45 tahun (1415-1460). Ia adalah putra tertua dari Potre Koneng dan Adipoday. Berdasarkan cerita yang berkembang, Jokotole dijunjung tinggi oleh banyak orang karena kesaktiannya. Ini terbukti di masa Majapahit ketika Jokotole berhasil mengalahkan Kerajaan Blambangan dan menjadi menantu Kerajaan Majapahit yaitu Raja Brawijaya.
Adapun Pangeran Jimat adalah raja Sumenep dari tahun 1731-1744 dan putra Pangeran Rama (Pangeran Cakra Negara II).
Sementara Ke\' Lesap adalah raja Sumenep pada tahun 1749 hingga 1750. Ia meninggal melawan raja di Bangkalan. Ke\' Lesap berasal dari generasi Bangkalan.
Gua Payudan ini terdiri dari tiga lantai, di mana lantai pertama adalah halaman gua dengan ukuran 27 meter x 10 meter. Di lantai kedua adalah lobby atau ruang tamu dengan ukuran sekitar 35 m2. Sementara itu di lantai ketiganya menjadi tempat untuk melaksanakan ibadah salat.
Pengunjung yang ingin datang ke Gua Payudan harus berhati-hati, karena saat menaiki tangga menuju pelataran gua ini cukup licin.
Adapun fasilitas penunjang yang ada di Gua Payudan ini di antaranya adalah area parkir, toilet, masjid, gazebo, hingga warung.
