Mengenal Christoper Columbus, Penemu Benua Amerika dan Sejarah Singkatnya
JAKARTA - Mari kembali mengenal Christopher Columbus, penemu benua Amerika dan sejarah singkatnya yang penuh dengan kontroversi sebagai seorang penjelajah dunia.
Peristiwa 12 Oktober: Columbus Mendarat di Amerika Hingga Tragedi Bom Bali 1
Sudah umum diketahui bila Christopher Colombus merupakan nama penting dalam sejarah peradaban dunia khususnya di bidang penjelajahan. Bisa dibayangkan dengan segala keterbatasan di masa silam dia berani dan gigih terus menaklukkan berbagai ketidakmungkinan dan keterbatasan pengetahuan manusia.
Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (26/8/2023), Christopher Columbus atau Cristoforo Colombo dilahirkan pada 31 Oktober 1451 di Genoa. Ayahnya, Domenico Colombo, diketahui sebagai seorang pedagang wol.
Pengalamannya berlayar dimulai sejak remaja, sebagai awak di sebuah kapal dagang. Pada tahun 1470 sebuah kapal dagang asal Perancis menyerang kapalnya hingga tenggelam. Namun dia berhasil selamat berkat sebuah papan kayu dan mengapung hingga Lisbon, Portugal.
Di kota tersebut Columbus mempelajari banyak hal seperti matematika, astronomi, kartografi, dan ilmu navigasi. Di sana juga terbit berbagai mimpinya yang bakal mengubah dunia. Pada tahun 1473, Columbus merintis karir sebagai agen bisnis di beberapa keluarga elit Genoa. Antara lain Keluarga Centurione, Di Negro, dan Spinola.
Dirinya pun kian dipercaya hingga ikut ambil bagian dalam pengiriman kargo berharga ke Eropa Utara. Kemudian dia pergi menuju Galway, Irlandia sebelum ke Lisbon di tahun 1477. Di sana, dia bertemu saudaranya, Bartolomeo, dan mereka tinggal hingga 1485. Columbus menikah dengan putri Gubernur Porto Santo, Bartolomeo Perestrello, Filipa Moniz.
Pria beragama katolik Roma ini dikenal dengan penemuannya akan benua Amerika yang sebelumnya disebut-sebut belum pernah terjamah oleh manusia lain. Untuk mencapai benua ini, Columbus harus menyeberangi luasnya Samudera Atlantik. Columbus mengajukan proposal itu ke Inggris dan Portugal. Namun, baru di 1491, rencananya diterima penguasa Spanyol, Raja Ferdinand dari Aragon dan Ratu Isabella dari Castile. Pelayaran ini mendapat dukungan dana dari Isabella, yang punya misi untuk memperluas wilayah kekuasaan Spanyol pasca penaklukan wilayah Andalusia dan sekitarnya. Setelah perjalanan yang panjang, ia berhasil tiba di benua ini pada tanggal 12 Oktober 1492.
Sementara dalam sejarahnya, pelayaran yang dilakukan Columbus demi membuktikan teori tentang bentuk bumi. Pada saat itu, bumi dianggap berbentuk kotak. Dengan teori bumi berbentuk bola, maka dengan berlayar secara terus-menerus melalui jalur barat, maka ia akan dapat sampai di daerah yang berada di timur. Pandangannya ini kemudian terbukti dengan beberapa misi pelayaran panjang yang dilakukannya.
Perjalanan menuju Asia resmi dimulai pada 3 Agustus 1492 dengan menggunakan tiga kapal yang diberi Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, Nina, Pinta, dan Santa Maria. Columbus mendarat di kepulauan yang kini bernama Canary. Dia memperbaiki kapal, dan menyuplai perbekalan di Gran Canaria. Kemudian dia bertolak dari San Sebastian de La Gomera, dan pada 12 Oktober 1492, seorang kru bernama Rodrigo de Triana melihat daratan.
Dia melaporkan temuannya kepada kapten Pinta, Martin Alonso Pinzon, yang kemudian memberi tahu Columbus dengan tembakan meriam. Columbus mengonfirmasi pulau itu, dan menamainya San Salvador atau Sang Juru Selamat, yang kini menjadi wilayah Kepulauan Bahama.
Mereka bertemu dengan penduduk asli seperti orang Lucayan, Taino, dan Arawak yang semuanya ramah dan menyukai perdamaian. Columbus kemudian menjelajahi timur laut Kuba pada 28 Oktober. Sebulan berselang, Martin Pinzon berinisiatif melakukan ekspedisi hingga ke pulau bernama Babeque. Pinzon melakukan inisiatif itu setelah mendengar dari penduduk asli bahwa kawasan di sana terkenal akan hasil emasnya. Di Hispaniola yang masuk dalam Kepulauan Karibia, kapal Santa Maria mengalami kerusakan parah pada Desember 1492, sehingga terpaksa ditinggalkan.
Saat pertama kali sampai di benua Amerika, dia mengira bahwa benua ini belum pernah terjamah oleh siapapun. Namun dia kaget saat menjumpai adanya beberapa bangunan di benua ini yang mirip dengan bangunan yang dilihatnya di Afrika. Ternyata benua ini sudah dihuni oleh suku Indian selama bertahun-tahun.
Temukan 5 Wisata Kuliner Khas Banjarnegara yang Menggoyang Lidah dan Membuat Anda Ingin Kembali
Pertama-tama, Columbus diterima dengan sangat baik oleh anggota dari suku ini, tetapi sikap mereka berubah setelah wilayah tersebut dieksploitasi sebagai wilayah jajahan Spanyol. Para penduduk suku Indian kemudian menjadi sangat marah hingga mereka menenggelamkan beberapa kapal milik rombongan Columbus.
Setelah didera berbagai macam penyakit, pada 20 Mei 1506, Columbus meninggal dunia di Valladolid dalam usia 54 tahun. Awalnya dia dikuburkan di Valladolid sebelum dipindahkan ke pemakaman La Cartuja di Seville atas permintaan putra Columbus, Diego Colon yang menjadi Gubernur Hispaniola.
Pada 1542, jenazahnya dipindahkan ke Colonial Santo Domingo di Republik Dominika. Kemudian kembali dipindahkan ke Havana, Kuba, ketika Spanyol menyerang Hispaniola. Saat pecah Perang Spanyol-Amerika Serikat tahun 1898, jenazah Columbus dikembalikan ke Spanyol, dan dimakamkan di Katedral Sevilla, Spanyol.