Jepang Buang Air Radioaktif Nuklir ke Laut, Restoran Sushi di Hong Kong Tetap Ramai
HONG KONG, iNews.id - Publik Hong Kong tampak tak begitu terpengaruh dengan pembuangan air radioaktif PLTN Fukushima, Jepang. Ini terlihat dari antrean restoran sushi di Hong Kong, Jumat (25/8/2023).
Jepang mulai membuang air radioaktif ke Samudera Pasifik secara bertahap pada Kamis (24/8/2023) yang memicu protes negara-negara tetangga. Meski air radioaktif dijamin aman oleh otoritas internasional, negara-negara tetangga tetap mengkhawatirkan dampaknya terhadap bioata laut, termasuk ikan.
Beberapa negara, seperti China, melarang impor ikan dari seluruh wilayah Jepang sejak kemarin. Hong Kong juga menerapkan larangan impor makanan laut dari Jepang, namun berlaku untuk 10 wilayah saja, sejak Kamis. Pihak berwenang Hong Kong menjelaskan aturan itu sebagai tindak pencegahan untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Namun Hong Kong masih memberi lampu hijau untuk impor makanan laut dari 13 wilayah Jepang. Meski demikian makanan laut yang masuk harus menjalani tes dan pemantauan ketat untuk mengantisipasi paparan radiasi berlebihan.
Lebih dari 20 orang antre di restoran Jepang Sushiro, Distrik Sheung Wan, menunggu waktu buka pada pukul 10.30 waktu setempat. Restoran itu juga tetap dipadati puluhan pengunjung pada jam makan siang sekitar pukul 12.00. Bahkan ada yang rela menunggu sampai 1 jam sampai mendapat tempat.
Saya tidak terlalu khawatir dengan radiasi, kata seorang pengunjung yang ikut antre, Verita (22), dikutip dari Reuters, Jumat (25/8/2023).
Dia yakin makan sushi sekali saja tak akan berdampak signifikan bagi kesehatan.
Billy Tse (20), warga yang juga antre untuk makan sushi, mengatakan sebelum ini, warga Hong Kong mungkin sudah mengonsumsi air terkontaminasi nuklir China.
Saya pribadi tidak mengkhawatirkan masalah seperti mengonsumsi makanan laut mentah dari Jepang. Bahkan jika Jepang membuang air limbah nuklir, saya akan tetap datang ke sini untuk makan, ujarnya.
Banyak restoran Jepang yang berdiri di Hong Kong. Bahan-bahannya didatangkan langsung dari Negeri Sakura.
Sementara itu beberapa supermarket Hong Kong mulai hari ini melabeli makanan laut berdasarkan negara asalnya. Ini untuk menegaskan kepada pelanggan bahwa tak ada produk dari daerah terlarang di Jepang yang dijual.

