Duet Prabowo Gibran Ataukah Ganjar Gibran Yang Lebih Moncer Pangi Syarwi Chaniago Prabowo Dan Gibran Saling Melengkapi
Belakangan ini mencuat wacana duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo yang juga putra Presiden Jokowi.
Setelah itu, muncul pula wacana duet Ganjar Pranowo-Gibran untuk Pemilihan Presiden-Wakil (Pilpres) 2024. Yang membunyikan wacana ini adalah Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Menurut Puan, duet Ganjar-Gibran, bisa saja terwujud jika gugatan tentang syarat usia Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres) 40 tahun, dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi 35 tahun. Sesuai dengan usia Gibran.
Seperti diketahui, syarat usia Capres-Cawapres itu digugat beberapa pihak. Antara lain, parpol yang dikenal sebagai salah satu pendukung Jokowi, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Gugatan atau uji materi ini, tengah diproses MK.
Kalau disetujui MK, usia Cawapres di bawah 40 tahun, bisa saja Mas Gibran yang maju, kata Puan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8).
Menanggapi Puan, Gibran mengaku belum pantas. Waduh, janganlah. Saya kan bukan siapa-siapa. Takutnya, nanti Pak Ganjar kalah gara-gara saya, kan repot. Yang senior saja, imbuhnya.
Gibran kembali menyinggung usianya yang belum cukup untuk menjadi Cawapres. Dalam Undang- Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, batas minimal usia Capres-Cawapres adalah 40 tahun. Sedangkan Gibran baru 35 tahun. Umur saya nggak cukup, ucapnya.
Tapi, jika MK mengabulkan gugatan tentang syarat usia itu, bukan tidak mungkin Gibran menjadi Cawapres. Lantas, mana yang lebih moncer, duet Prabowo-Gibran ataukah Ganjar-Gibran?
Berikut wawancara denganDirektur Eksekutif Voxpol Indonesia, Pangi Syarwi Chaniago mengenai hal tersebut.
Prabowo-Gibran ataukah Ganjar-Gibran yang peluangnya lebih bagus?
Prabowo-Gibran lebih bagus trennya dibandingkan Ganjar-Gibran.
Kenapa begitu?
Prabowo-Gibran bisa mewakili kepentingan orangtua dan muda. Gibran pun sangat diuntungkan, karena koalisi partai pengusung Prabowo saat ini, lebih besar dibandingkan koalisi pendukung Ganjar.
Artinya, peluang kemenangan Prabowo lebih terbuka. Karena, masyarakat pemilih partai-partai pendukung Prabowo itu, akan memilih Prabowo.
Apakah Prabowo-Gibran bisa saling melengkapi?
Gibran kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Prabowo kuat di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Jadi, ceruk dan segmen pemilih mereka saling melengkapi.
Kalau Ganjar-Gibran?
Ganjar-Gibran itu ceruk pemilihnya relatif sama. Karena segmennya sama, sebenarnya Ganjar tidak memerlukan Gibran. Ganjar sudah kuat di Jawa Tengah.
Bisa dibilang, kekurangan Ganjar tidak bisa ditutupi Gibran karena basis pemilihnya sama.
Bagaimana jika Ganjar-Gibran dipaksakan?
Elektabilitas Ganjar tidak naik signifikan. Artinya, tidak terlalu berdampak buat Ganjar. Gibran tidak efektif untuk mendongkrak elektabilitas Ganjar. Itu problemnya.
Siapa yang pas untuk menjadi Cawapres pendamping Ganjar?
Tokoh dari kelompok religius, atau tokoh yang basis pemilihnya berbeda dengan Ganjar. Ya, untuk menutupi kelemahan Ganjar.
Kira-kira, siapa?
Bisa Gubernur Jawa Timur yang juga tokoh perempuan NU, Khofifah Indar Parawansa. Lalu, putri Gus Dur, Yenny Wahid. Bisa juga Menkopolhukam Mahfud MD, Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dari nama-nama itu, siapa yang paling pas untuk mendampingi Ganjar?
Sandiaga Uno, karena basis anak mudanya dapat, dan logistiknya memadai. REN

