Menu Sahur Sederhana Soekarno-Hatta saat Susun Teks Proklamasi Kemerdekaan
JAKARTA - Peristiwa penyusunan teks proklamasi kemerdekaan berlangsung di rumah Shoso atau Laksamana Muda (Laksda) Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Kaigun (Angkatan Laut) Jepang. Maeda, tetara Nippon yang bersimpati dengan republik.
Momen penyusunan teks proklamasi di rumah Maeda itu terjadi di bulan Ramadhan, tepatnya pada 1364 Hijriah. Jelas, Soekarno-Hatta dan sejumlah tokoh lainnya menjalankan ibadah puasa pada saat itu.
Naskah teks proklamasi diselesaikan hingga larut malam oleh Bung Karno, Bung Hatta dan juga Achmad Soebardjo. Mereka memilin otak hingga akhirnya teks paling bersejarah bagi bangsa Indonesia itu rampung diketik Sayuti Melik.
Ketika tokoh-tokoh yang dianggap golongan tua itu sibuk merumuskan teks proklamasi, golongan muda menunggu di ruangan lain sembari menghitung waktu sahur. Baru sekira lewat pukul 04.00 WIB subuh, teks proklamasi dirampungkan.
Bung Karno dan Bung Hatta pun bergiliran keluar ruangan untuk santap sahur dengan menu seadanya yang disiapkan para asisten rumah tangga Maeda. Menu hanya ada ikan sarden, telur dan roti, tanpa nasi.
Lewat pukul 04.00 subuh, perumusan naskah proklamasi rampung. Soekarno melangkah keluar setelah mengambil makanan di dapur untuk sahur. Hatta menyusul, seusai membuka sekaleng ikan sarden dan mencampurnya dengan telur, tulis Rosihan Anwar dalam Sutan Sjahrir: True Democrat, Fighter for Humanity 1909-1966.
Selepas sahur, kedua proklamator pun pulang diantar mobil . Hampir tidak ada percakapan yang keluar dari mulut mereka, saking lelah dan terkurasnya tenaga, pikiran dan emosi mereka dalam beberapa hari terakhir.
Semoga saja apa yang kita upayakan selama ini untuk Indonesia Merdeka, dapat berguna bagi anak cucu kelak, cetus Bung Karno memecah keheningan.
Ya, aku juga berharap demikian, jawab Hatta sembari mengangguk pelan, sebagaimana dikutip buku Hatta: Aku Datang karena Sejarah oleh Sergius Sutanto.