Sejarah Gereja Sentrum Manado, Peninggalan Belanda yang Pernah Dibom Masa Perang Dunia II

Sejarah Gereja Sentrum Manado, Peninggalan Belanda yang Pernah Dibom Masa Perang Dunia II

Travel | BuddyKu | Selasa, 15 Agustus 2023 - 15:10
share

GEREJA Sentrum atau Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di Kota Manado , Sulawesi Utara merupakan situs sejarah penting di Indonesia. Gerja tertua ini pernah diserang bom pada masa Perang Dunia II. Sekarang di lokasi bekas ledakan sudah dibangun monumen khusus di samping gereja.

Gereja Sentrum Manado peninggalan pemerintah kolonial Belanda didirikan pada 1677 Masehi. Bangunannya masih kokoh, aktif digunakan sebagai tempat ibadah dan situs wisata rohani serta sejarah.

Gereja Setrum Manado dibangun oleh Pendeta Belanda bernama Zacharias Coheng yang ditempatkan di Manado oleh pemerintah

15 Tempat Wisata Terbaru Manado 2023, Lagi Hits Dikunjungi!

VOC. Mulanya gereja itu diberi nama Gereja Besar (Oude Kerk) Manado dan merupakan Gereja Protestan yang bernaung di bawah binaan Indische Kerk atau Gereja Negara.

Setelah Indonesia merdeka, gereja ini berganti nama menjadi Gereja Sentrum Manado.

Sebelumnya, pada saat penjajahan Jepang pada 1942-1945, gereja tersebut pernah dijadikan markas Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai (MSKK) yang dipimpin oleh pendeta Jepang, Hamasaki.

Ilustrasi

Gereja Sentrum Manado (MPI/Selvianus)

Saat itu, Perang Dunia II sedang berkecamuk. Gereja Sentrum pun pernah jadi serangan bom pasukan Belanda bersama sekutunya hingga rusak dan harus direnovasi.

Pada lokasi pengeboman juga dibangun Monumen Perang Dunia II oleh NICA, badan penghubung pemerintah kolonial Belanda dengan Komdanto Tertinggi Sekutu di Pasifik. Arsitek pembangunannya adalah Ir Van den Bosch dari Belanda.

4 Alasan Mengapa Perempuan Manado Berparas Cantik, Ternyata Ada Keturunan Ini

Monumen ini dibangun untuk mengenang korban Perang Pasifik, baik dari pihak sekutu, Jepang, maupun rakyat, semasa Perang Dunia II berlangsung.

Pasca-perbaikan, Gereja Sentrum sempat sepi aktivitas peribadatan dan terbengkalai karena warga kampung-kampung sekitar sudah punya gereja masing-masing. Hingga akhirnya pihak pendeta berhasil mengajak jemaat menghidupkan lagi Gereja Sentrum.

Gereja GMIM Setrum Manado merupakan bagian dari persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang dibentuk pada 1934. Kini GMIM merupakan salah satu persekutuan Kristen besar di Indonesia, berpusat di Sulawesi Utara.

Bicara soal gaya arsitektur dan ornamen-ornamen yang ada di Gereja Setrum Manado berciri khas gereja protestan yang ada di Belanda. Dengan bentuk persegi sebagai simbol empat penjuru mata angin.

Meski peninggalan sejak tahun 1677, Gereja Setrum Manado telah beberapa kali direnovasi, salah satunya mencolok posisi mimbar sebelumnya menghadap utara. Namun dipindahkan kearah Timur, tetapi uniknya struktur dari bangunan tetap dipertahankan.

Berdirinya sejak ratusan tahun lamanya, Gereja Setrum Manado ini telah dinobatkan sebagai cagar Budaya Berbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2007 lalu.

Ilustrasi

Lebih uniknya lagi, Gereja Setrum Manado pun telah beberapa kali dikunjungi oleh banyak turis-turis berasal dari berbagai negara. Namun, adapula Ratu Beatrix dari Belanda dan suaminya, Pangeran Claus Van Amsberg, pada 1995 pernah mengunjungi gereja bersejarah tersebut.

Bukan hanya turis, kini Gereja Setrum Manado belakangan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara (wisnus). Kini menjadi salah satu wisata religi dan budaya, selalu dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan.

Topik Menarik