Menilik Sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta, Ikon Kota Pelajar yang Menyimpan Banyak Cerita
Kota Yogyakarta, dengan pesonanya sebagai kota wisata dan budaya, menyimpan jejak sejarah yang tak ternilai. Salah satu bangunan bersejarah yang menonjol adalah Stasiun Tugu Yogyakarta . Mengingat masa lalu dan perkembangannya yang luar biasa, Stasiun Tugu kini telah menjadi lambang penting dalam kota ini, berikut adalah sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta yang telah menjadi ikon kota Yogyakarta.
Sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta
Jejak awal kereta api di Indonesia bermula dari pembangunan jalur pertama Semarang - Temanggung pada tanggal 17 Juni 1864 di desa Kemijen, Semarang, yang diinisiasi oleh perusahaan swasta Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Pada tahun 1872, jalur kereta api telah sampai di Yogyakarta, menghubungkan wilayah Vorstenlanden, yang meliputi daerah-daerah di bawah kekuasaan empat monarki pecahan Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Stasiun terbesar awal di Yogyakarta adalah Stasiun Lempuyangan, yang diresmikan pada 2 Maret 1882 dan menjadi tanda kedatangan kereta api perdana di kota yang dikenal dengan julukan "Kota Gudeg" ini.
Perkembangan berlanjut dengan pembangunan Stasiun Yogyakarta oleh NIS, berlokasi di sebelah barat Stasiun Lempuyangan, dan mulai beroperasi pada 12 Mei 1887. Stasiun ini didirikan untuk memfasilitasi pengangkutan hasil pertanian dari Jawa Tengah dan sekitarnya, menghubungkan kota-kota penting seperti Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Berubah Fungsi Menjadi Stasiun Yogyakarta
Dilansir dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Stasiun Yogyakarta, yang dirancang dengan gaya arsitektur unik bergaya art deco atau dekoratif modern, memiliki peran yang tak berubah sejak awal didirikan hingga saat ini, yaitu sebagai sarana transportasi.
Pada tahun 1905, Stasiun Yogyakarta yang sebelumnya difokuskan sebagai tempat pemberhentian pengangkutan barang, mulai melayani kereta penumpang, terutama bagi pejabat-pejabat Belanda yang menggunakan stasiun ini sebagai perantara perjalanan dari kereta api ke transportasi darat.
Ketika masa perjuangan kemerdekaan dan perang melawan penjajah, Stasiun Yogyakarta menjadi tempat penting untuk pemberangkatan dan kedatangan para pejuang, termasuk menjadi tujuan akhir perjalanan luar biasa Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, saat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta.
Transformasi Arsitektur Bangunan
Awalnya, Stasiun Yogyakarta didirikan dengan gaya arsitektur klasik. Namun, pada tahun 1925, terjadi renovasi yang mengubah tampilan pintu masuk utama dengan menambahkan delapan tiang persegi di bagian tengah bangunan.
Dua tahun kemudian, hall stasiun diperluas dan fasad bangunan mengalami perubahan menjadi gaya art deco dengan bentuk-bentuk geometris dan garis lurus, memberikan kesan modern dan mewah.
Stasiun Tugu Yogyakarta, yang telah diakui sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki dua emplasemen atau tanah lapang, yaitu di sebelah utara dan selatan, serta dua pintu masuk. Pintu utama menghadap Jalan Margo Utomo atau Jalan Pangeran Mangkubumi, sejajar dengan Tugu Yogyakarta, khusus untuk keberangkatan kereta api antarkota.
Sementara pintu masuk selatan menghadap Jalan Pasar Kembang dan difungsikan untuk layanan kereta bandara, kereta api lokal, KAI Commuter, dan kedatangan penumpang kereta api antarkota.
Sejumlah renovasi lainnya dilakukan di Stasiun Yogyakarta, seperti pembangunan peron tinggi dan kanopi, penataan tempat parkir, pemasangan lantai granit, pengecatan ulang, dan banyak lagi.
Dalam upaya menjadikan Stasiun Yogyakarta sebagai stasiun kereta api bertaraf internasional, berbagai perbaikan terus dilakukan sejak musim mudik lebaran tahun 2016.
Menjaga Jejak Sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun Tugu Yogyakarta, yang bukanlah stasiun pertama di kota ini, telah berkembang menjadi stasiun besar yang berperan penting di pusat Kota Jogja. Di samping menjadi sarana transportasi yang vital, namun sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta ini juga menyimpan banyak kenangan penting dalam perjalanan sejarah, dari masa penjajahan hingga kemerdekaan.
Bagi banyak orang, Stasiun Tugu bukan hanya tempat transit atau pemberhentian, tetapi juga titik awal atau akhir perjalanan yang penuh makna. Mungkin Anda juga memiliki kenangan tak terlupakan saat tiba atau berangkat dari stasiun ini. Dengan jejak sejarahnya yang kaya dan perannya yang terus berkembang, Stasiun Tugu Yogyakarta akan terus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Kota Pelajar yang memukau.

