6 Dampak Badai Matahari 2025 Pada Bumi, Bisa Sebabkan Kiamat Internet
AKURAT.CO, Kiamat internet akhir-akhir ini kembali ramai diperbincangkan setelah beredar isu NASA memperingatkan kejadian tersebut yang disebabkan oleh badai Matahari. Namun, sejauh ini belum ada keterangan resmi dari NASA.
Badai Matahari ini bisa memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang intens sehingga bisa mengganggu alat komunikasi hingga padamnya listrik.
Fenomena badai matahari ini memang dianggap sebagai salah satu ancaman dari antariksa selain sampah antariksa dan asteroid . Sebenarnya, badai Matahari tidak perlu ditakutkan karena Bumi kita punya pelindung untuk menangkalnya.
Meski demikian, memang ada sejumlah hal yang akan mengganggu kehidupan manusia di Bumi ketika terjadi badai Matahari.
Dikutip dari laman Live Science, Selasa (11/7/2023), berikut beberapa potensi dampak dari badai Matahari ekstrem.
Dampak Dari Badai Matahari
1. Kiamat Internet
Menurut penelitian yang dipaparkan di SIGCOMM, ada kemungkinan badai Matahari ekstrem mengganggu koneksi internet di Bumi. Asisten profesor di University of California, Sangeetha Abdu Jyothi, dalam makalahnya mengatakan, badai Matahari yang ekstrem bisa mengakibatkan \'kiamat internet\' yang membuat sebagian besar populasi sulit terhubung ke internet selama berminggu-minggu.
"Apa yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini adalah dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia. Tidak ada protokol untuk menanganinya secara efektif, begitu pun dengan ketahanan internet. Infrastruktur kita tidak siap untuk fenomena Matahari berskala besar," kata Abdu Jyoth seperti dikutip dari Live Science.
2. Gangguan Radio dan Satelit
Apabila badai Matahari terjadi, maka badai tersebut akan dapat mengionisasi atmosfer Bumi bagian atas dan memicu gangguan pada sinyal radio dan satelit. Pancaran energi dari badai Matahari yang dahsyat bisa memblokir koneksi Bumi dengan satelit, serta memungkinkan terjadinya pemadaman radio jarak jauh dan sistem GPS untuk sementara waktu.
3. Dampak Badai Matahari Pada Paus
Dalam sebuah studi yang pernah dipublikasikan sebelumnya juga mengungkapkan dampak sun strom terhadap makhluk hidup di Bumi, salah satunya paus abu-abu. Pasalnya, badai geomagnetik dari Matahari telah mengganggu migrasi paus abu-abu dan hewan lain yang selama ini navigasi migrasi mereka bergantung pada garis medan magnet Bumi. Selain paus, hewan-hewan yang turut terkena dampak yakni penyu dan beberapa spesies burung.
4. Padamkan Listrik
Pada 1989, Badai Matahari besar disertai lontaran massa korona (CME) menghantam Bumi, membuat seluruh provinsi Quebec, Kanada mengalami pemadaman listrik selama 12 jam. Ledakan badai matahari memicu badai geomagnetik di Bumi, menghasilkan aurora borealis , atau cahaya utara yang dapat dilihat hingga ke selatan Florida dan Kuba.
5. Potensi Tabrakan Satelit
Badai Matahari dapat berdampak pada atmosfer bagian atas yang terionisasi menjadi lebih padat. Hal ini dapat menyebabkan tarikan yang lebih besar bagi satelit yang mengorbit Bumi. Daya tarik yang semakin besar ini dapat mendorong satelit saling bertabrakan atau memaksa satelit keluar dari orbit.
Pada Februari 2022, sebanyak 40 satelit Starlink milik SpaceX terbakar di atmosfer Bumi dan jatuh ke Bumi, pada hari setelah diluncurkan. Jumlah satelit semakin meningkat secara eksponensial dibandingkan dengan siklus Matahari sebelumnya. Sebagian besar satelit dioperasikan oleh perusahaan swasta yang jarang memperhitungkan pengaruh cuaca antariksa dalam desain atau jadwal peluncuran satelit.
6. Ganggu Astronaut
Badai ini juga dapat memancarkan partikel bermuatan yang bergerak cepat, yang membawa banyak energi dan dapat membahayakan astronaut dan wahana antariksa yang mengorbit Bumi.
Selama badai ini, para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) harus mencari tempat berlindung sehingga semua aktivitas di luar angkasa dihentikan. Sistem yang peka terhadap radiasi pada satelit dimatikan sampai badai radiasi berlalu.
Itulah dampak dari salah satu fenomena angkasa. Namun, jangan khawatir karena NASA dan Badan Antariksa Eropa saat ini sedang meneliti cara untuk membuat prakiraan munculnya badai Matahari menggunakan kombinasi data historis dan pengamatan yang lebih baru.



