Alasan Mengapa Kita Harus Mengurangi Makan Daging Merah

Alasan Mengapa Kita Harus Mengurangi Makan Daging Merah

Travel | BuddyKu | Selasa, 4 Juli 2023 - 11:28
share

Makanan yang lezat dan bergizi tidak selalu harus melibatkan daging merah. Jenis daging yang berasal dari mamalia ternak ini memang terkenal dengan tekstur dan rasa yang kaya. Namun, saat ini kita sering mendengar gerakan untuk mengurangi makan daging merah demi menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesehatan kita.

Menurut data dari Guardian, konsumsi daging merah berkontribusi sebanyak 60 persen pada emisi gas rumah kaca dalam sektor pertanian. Angkanya cukup mengkhawatirkan, bukan?

Selain bermanfaat bagi lingkungan, mengurangi makan daging merah atau bahkan berhenti mengonsumsi daging merah juga memiliki manfaat untuk kesehatan kita. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Perubahan dalam Produksi Daging Merah

Dalam sejarahnya, daging merah telah menjadi bagian dari pola makan manusia sejak zaman berburu. Namun, seiring berjalannya waktu, daging merah yang dikonsumsi oleh kita mengalami perubahan. Ternak saat ini diberi makan dengan bahan kimia, antibiotik, dan bahkan hormon pertumbuhan.

Selain itu, untuk menjaga daya tahan dan kualitas daging agar tetap baik sampai ke tangan konsumen, seringkali ditambahkan pengawet. Semua proses ini menyebabkan nutrisi dalam daging merah berkurang.

Hubungan antara Daging Merah dan Kanker Usus Besar

Menurut laporan dari Healthline, kanker usus besar adalah jenis kanker keempat yang paling umum terjadi di dunia. Daging merah sering disebut sebagai salah satu faktor pemicunya.

Penelitian yang dipublikasikan oleh PubMed Central pada tahun 2015 menyebutkan bahwa konsumsi daging merah dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker usus besar sebesar 20 hingga 30 persen. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memperingatkan bahwa daging merah memang dapat memicu kanker.

Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Kanker bukanlah satu-satunya penyakit yang terkait dengan konsumsi daging merah. NBC News melaporkan sebuah penelitian pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa makanan ini mendorong tubuh untuk memproduksi senyawa kimia bernama TMAO, yang dikenal meningkatkan risiko penyakit jantung.

Menurut European Heart Journal, saat kita terus-menerus mengonsumsi daging merah selama sebulan, kadar TMAO dalam tubuh kita dapat meningkat hingga sepuluh kali lipat. Senyawa tersebut kemudian dapat menyebabkan pembekuan darah, yang merupakan tanda awal penyakit jantung dan stroke.

Meningkatkan Risiko Penyakit Ginjal

Konsumsi daging merah juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal. Studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Society of Nephrology menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi daging merah sepanjang hidupnya memiliki risiko 40 persen lebih tinggi untuk mengalami penyakit ginjal kronis stadium akhir.

Hal ini disebabkan oleh kandungan protein dalam daging merah. Sementara itu, jenis daging lain seperti ayam dan ikan tidak memiliki hubungan seperti itu dengan penyakit ginjal.

Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Penelitian dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Risiko tersebut dikatakan meningkat sebesar 19 persen.

Lebih lanjut, orang yang sering mengonsumsi daging merah olahan memiliki risiko yang lebih tinggi, yaitu sebesar 51 persen.

Dr. Frank Hu, seorang peneliti, menjelaskan bahwa daging merah mengandung banyak zat seperti lemak jenuh, sodium, dan bahkan zat besi. Ketiganya dapat meningkatkan resistensi tubuh terhadap insulin, yang merupakan awal mula dari diabetes tipe 2.

Produk Olahan Daging Merah dan Risiko Obesitas

Seperti yang kita tahu, makanan olahan tidak baik dikonsumsi secara berlebihan, meskipun rasanya enak. Sosis, burger, bacon, ham, dan produk olahan daging merah lainnya mengandung banyak lemak jenuh. Jika kita mengonsumsi makanan ini secara berlebihan, kita dapat mengalami peningkatan berat badan yang signifikan.

Jika kelebihan berat badan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka risiko terkena obesitas akan semakin tinggi. Obesitas pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, termasuk diabetes, kanker, dan penyakit jantung.

Daging Merah Mengandung Purin dan Menyebabkan Asam Urat

Makanan yang mengandung purin dapat menyebabkan penyakit asam urat, terutama pada orang yang rentan. US News melaporkan bahwa daging merah termasuk dalam daftar makanan yang sebaiknya dihindari.

Namun, kita masih bisa mengonsumsi daging merah dalam jumlah terbatas. Para dokter menyarankan untuk membatasi jumlah dan frekuensi konsumsinya. Sebagai penggantinya, kita dapat meningkatkan konsumsi protein nabati, seperti kacang-kacangan dan daging putih.

Secara keseluruhan, dengan memakan lebih banyak makanan nabati dan mengurangi makan daging merah, kita dapat menjaga kesehatan dengan meningkatkan keberagaman bakteri yang bermanfaat di dalam tubuh. Namun, mikrobioma usus manusia adalah hal yang kompleks. Untuk memahami peran protein hewani dalam kesehatan usus secara menyeluruh, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Ternyata, ada banyak risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi daging merah. Mengurangi makan daging merah dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk memulai perubahan tersebut, berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu coba:

  1. Kurangi porsi daging merah dalam makananmu.
  2. Gantilah daging merah dengan jenis daging yang lebih sehat, seperti dada ayam atau ikan.
  3. Tingkatkan konsumsi makanan nabati, seperti kacang-kacangan, polong-polongan, buah-buahan, dan sayuran.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat menikmati makanan yang lezat dan bergizi tanpa harus mengorbankan kesehatanmu.

Topik Menarik