Museum Sandi Yogyakarta, Media Pengenalan Sejarah Sandi Negara

Museum Sandi Yogyakarta, Media Pengenalan Sejarah Sandi Negara

Travel | BuddyKu | Kamis, 22 Juni 2023 - 20:03
share

YOGYAKARTA, NETRALNEWS.COM - Museum Sandi merekam jejak sejarah persandian Indonesia dan dunia pada masa prakemerdekaan dan pascakemerdekaan terutama di Yogyakarta yang saat itu menjadi Ibukota Republik Indonesia.

Museum Sandi menyimpan bermacam koleksi, baik berupa barang asli ataupun barang replika. Diantaranya peralatan aneka mesin pengkodean, dokumen sandi, gambar dan diorama, tayangan film sejarah sandi, replika rumah sandi, maket, diagram sejarah persandian Indonesia, dan sebagainya.

Sedikitnya saat ini ada 35 koleksi peralatan persandian di Museum Sandi. Maka setiap pengunjung akan diajak melihat evolusi peralatan sandi dan diajak mengetahui sejarah perkembangan ilmu persandian dari Sistem Kriptografi Klasik dan Sistem Kriptografi Modern.

Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari gagasan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta.

Gagasan tersebut disambut baik oleh Kepala Lembaga Sandi Negara yang saat itu dijabat Mayjen TNI Nachrowi Ramli dan segera ditindaklanjuti. Kemudian terwujudlah gagasan tersebut pada 29 Juli 2008 dengan diresmikannya Museum Sandi yang menempati Museum Perjuangan.

Pada perkembangan selanjutnya, pada 29 Januari 2014, Museum Sandi berpindah ke gedung yang semula digunakan oleh Badan Perpustakaan Arsip Daerah di Jalan Faridan Muridan Noto No 21, Kotabaru, Kota Yogyakarta. Gedung yang telah menjadi Benda Cagar Budaya (BCB) tersebut semula adalah milik Pemerintah Privinsi DIY yang diserahkan kepada Lembaga Sandi Negara RI untuk Museum Sandi.

Pada peresmian penempatan gedung baru Museum Sandi pada 2014 itu. Diresmikan pula Rumah Sandi yang ada di Kulonprogo. Dikelola oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di bawah Museum Sandi yang ada di Kota Yogyakarta.

Rumah Sandi ini merupakan bangunan limasan yang menjadi saksi perjuangan para pejuang kemerdekaan pada masa Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948. Digunakan sebagai kantor sandi darurat untuk menerima dan mengirim berita dalam bentuk sandi, baik dari dalam maupun luar negeri, guna menyusun startegi melawan Belanda. Lokasinya berada di Dusun Dukuh, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta.

Keberadaan Museum Sandi adalah upaya pemeliharaan dan pemanfaatan benda-benda peninggalan sejarah selain sebagai media sosialisasi dan pembelajaran. Masyarakat juga diajak untuk memahami dan melestarikan nilai sejarah persandian sebagai bagian integral perjuangan kemerdekaan dan memberikan penanaman nilai patriotisme khususnya kepada generasi muda.

Penulis: Sapta Nugraha