Jamaah Haji Wajib Bayar Dam jika Sudah Niat Ihram di Pesawat tapi Masih Pakai Baju Berjahit
JEDDAH - Jamaah haji Indonesia gelombang kedua yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah dari awal diimbau menggunakan kain ihram sejak di embarkasi.
Masalahnya, tidak semua jamaah melaksanakan anjuran tersebut. Seperti beberapa jamaah dari embarkasi JKS (Jakarta-Bekasi), akhir pekan lalu yang tidak semuanya siap dengan kain ihram.
Ada jamaah yang bawahnya sudah mengenakan kain ihram, tapi atasnya menggenakan kaos dalam. Bahkan masih ada yang menggenakan celana pangsi dan batik seragam.
Masalah muncul, karena jamaah JKS tersebut turun di pintu terminal fast track yang tidak ada waktu transit di paviliun karena jamaah mendarat langsung diarahkan ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Imbasnya, semuanya menjadi ribet. Petugas dari pihak bandara, Wukala biasanya tidak peduli dengan kondisi itu. Mereka akan meminta jamaah untuk terus jalan, tanpa melihat apakah sudah mengenakan ihram atau tidak.
Kalau ada jamaah berhenti, mereka akan memperlihatkan gesture marah dan meminta jamaah terus bergerak. Jangankan diberi waktu untuk mandi lalu ganti kain ihram, alasan berhenti menunggu keluarga yang tertinggal di belakang saja tidak dipedulikan.
Jamaah akan terus diminta bergerak dan mengatakan akan ketemu di bus. Seperti yang dialami jamaah dari embarkasi JKS.
Masih menggenakan celana pangsi dan seragam batik, dia ditegur wukalah bandara. Setelah petugas haji Indonesia diberi penjelasan, salah satu jamaah tersebut kemudian diberikan waktu mandi, dan ganti baju. Namun akibatnya, justru kepanikan yang dialami jamaah asal Bogor tersebut. Semuanya pun jadi ribet.
"Karena kalau sudah tiba di Jeddah, belum tentu ada kesempatan. Kalaupun ada kesempatan belum tentu waktunya lapang, pasti akan diburu-buru. Tapi kalau kita sudah pakai pakaian ihram, nanti kita sampai di Jeddah tinggal sholat dua rokaat kemudian niat. Lebih mudah, lebih praktis, tidak perlu mandi lagi dan sebagainya," kata Kepala Seksi Bimbingan Ibadah (Kasi Bimbad) PPIH Arab Saudi Daker Bandara, Khairun Naim kepada Media Center Haji (MCH) 2023.
Karena itu, dia meminta kerja sama para petugas kloter yang belum berangkat, tak terkecuali pembimbing yang ada di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) agar mengajak seluruh jamaahnya mengenakan pakaian ihram sejak dari embarkasi di Tanah Air. Hal ini untuk memudahkan persiapan ibadah umrah para jemaah.
Secara khusus Khairun mengingatkan kepada jamaah yang sudah mengenakan ihram dan berniat di atas pesawat saat melintasi wilayah Yalamlam, berarti sudah berlaku larangan. Seperti tidak boleh lagi mengenakan pakaian berjahit, penutup kepala dan larangan lainnya. Jika melanggar berarti harus membayar dam.
"Kalau dia di atas sudah niat umrah, jelas niat bukan ikut-ikutan, tentu kena dam. Sudah jelas itu melanggar larangan ihram," ujarnya.
Tapi, lanjut Khairan, bisa jadi ada jemaah yang karena keterbatasan pengetahuan agama, terutama lansia mereka hanya ikut ikutan melafalkan talbiyah padahal belum niat atau mereka belum melakukan niat saat ditanya di bandara mengaku sudah.
"Jamaah kita ini enggak semua ngerti agama, banyak yang ikut-ikut (niat). Jadi husnudzonnya karena itu kebanyakan lansia, ngakunya udah niat di atas tapi dia masih pakai peci, jaket, kaos kaki. Kok dipakai pak udah niat? \'Dingin\'. Gitu kan. Artinya beliau ini tidak ngerti, enggak paham," ucap Khairun Naim.
Kasus seperti ini, dikatakan Niam, harus diulang niatnya. "Kita ingatkan kalau sudah niat ihram itu dilarang pakai pakaian berjahit," tandasnya. Jamah haji Indonesia yang mendarat di Jeddah memiliki dua tempat pengambilan miqat, yaitu Yalamlam dan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah seperti fatwa Majelis Ulama Indonesia
