Semua Kereta Api Diharuskan Berhenti, Begini Sejarah Stasiun Cipeundeuy Garut
STASIUN Cipeundeuy adalah stasiun kereta api kecil yang berlokasi di Cinagara, Malangbong, Garut, Jawa Barat.
Meski dikenal sebagai stasiun kecil, semua kereta api mulai dari kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif wajib berhenti di stasiun ini. Kok bisa?
Masyarakat sekitar mengaitkan kebijakan stasiun dengan kisah mistis yang menghantui Stasiun Cipeundeuy sejak zaman dahulu.
Stasiun Cipeundeuy berdiri pada tahun 1893-an oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Sejarah stasiun Cipeundeuy bermula dari penamaan stasiun yang mengikuti nama desa setempat yaitu Desa Cipeundeuy.
Semua kereta yang melintasi Stasiun Cipeundeuy wajib berhenti meski tidak menurunkan penumpang. Tujuannya untuk mengecek kondisi kereta api mulai rem hingga lokomotif. Pasalnya, jalur Stasiun Cipeundeuy cukup terjal.

Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak era pendudukan Belanda. Mengingat jalur kereta api antara stasiun Ciawi, Cirahayu, Cipeundeuy, hingga ke Stasiun Bumiwaluya sering terjadi kecelakaan. Terlebih lagi pada kereta api dengan lokomotif berbahan dasar batu baru.
Pengelola stasiun dan masyarakat sepakat untuk mengganti nama stasiun sepanjang jalur tersebut. Misalnya Malangbong yang berubah menjadi Stasiun Bumiwaluya dan Stasiun Torowek atau Trowek berganti nama menjadi Stasiun Cirahayu.
Sesepuh setempat juga menganjurkan untuk menyembelih kerbau bule di lokasi pada tahun 1960-an. Selain itu, ritual juga diadakan dengan ruwatan wayang golek.
Sejarah Stasiun Cipeundeuy tidak lepas dari tragedi kecelakaan kereta api gabungan antara KA Galuh dan KA Kahuripan pada 25 Oktober 1995. Kronologi kecelakan terjadi ketika KA Galuh tujuan Pasar Senen-Banjar mengalami kerusakan di Stasiun Cibatu.
Untuk mempersingkat perjalanan, KA Galuh digabung dengan KA Kahuripan tujuan Bandung-Kediri. Rangkaian ini berjalan tanpa kendala dengan formasi 2 lokomotif +13 K3.
Mendekati Stasiun Cirahayu (Dulu Torowek) pukul 00.03 WIB rangkaian KA Galuh dan KA Kahuripan mengalami rem blong. Kereta gabungan ini semakin melaju kencang tidak terkendali hingga terjadi kecelakaan di KM 241 di tikungan jembatan Torowek.

(Foto: KAI)
Setidaknya ada 4 gerbong kereta terlempar ke sisi kanan rel. Sedangkan kereta terakhir berada di bawah jurang yang memiliki kedalaman 10 meter dan 3 gerbong lainnya masih berada dalam rel.
Sebanyak 5 gerbong selamat dievakuasi ke Stasiun Cibatu. Peristiwa tersebut merenggut nyawa 14 orang. Mengingat sejarah kelam Stasiun Cipeundeuy, semua kereta api diharuskan berhenti untuk menghindari kejadian serupa tidak terulang.