Anak Alergi Susu Sapi, Ini Penyebab dan Gejalanya

Anak Alergi Susu Sapi, Ini Penyebab dan Gejalanya

Travel | BuddyKu | Kamis, 1 Juni 2023 - 14:52
share

JAKARTA, iNews.id - Angka gizi buruk dan stunting pada anak menjadi perhatian serius pemerintah. Kasus ini muncul tidak hanya ketidakmampuan memenuhi kebutuhan gizi, tetapi bisa juga disebabkan kondisi anak yang rentan, misalnya alergi susu sapi (ASS).

Dokter spesialis anak dan Founder Tentang Anak Dr Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, menjelaskan, ada 7,5 persen anak di Indonesia yang mengalami ASS.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar mencapai 7,5 persen anak Indonesia yang menderita alergi susu sapi, katanya, dalam webinar memperingati Allergy Awarness Weak 2023 Danone Specialized Nutrition (SN) kaitan Alergi Susu Sapi (ASS) pada anak dengan Stunting, Rabu (31/5/2023).

Alergi inilah yang menyebabkan anak kekurangan nutrisi dalam jangka panjang sehingga menyebabkan stunting atau gangguan pertumbuhan. Hal ini tentu membuat orang tua bingung untuk mengatasinya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Dr dr Zahra Hikmah, SpA(K) memaparkan, data dari Eropa, Singapura, dan Asia menyebut bahwa 9 persen anak alergi makanan. Angka ini meningkat menjadi 24 persen pada anak yang alergi protein susu sapi.

Dia menjelaskan, alergi susu sapi disebabkan karena kesalahan sistem kekebalan tubuh anak yang mengartikan protein susu sapi sebagai zat berbahaya. Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya, sehingga melepaskan zat histamin yang merupakan suatu zat yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya, ujar dia.

Ada beberapa gejala anak alergi susu sapi yang bisa Anda perhatikan. Di antaranya saja, anak mengalami ruam pada kulit di tempat yang sama, diare, sariawan, gangguan pernapasan seperti asma, pilek, dan lainnya. Bahkan, alergi ini juga bisa membuat anak mengalami gangguan konsentrasi, gangguan sosialisasi, migrain, dan hal lain yang tak wajar pada anak.

Dokter Zahra turut membagikan cara mencegah stunting pada anak dengan mendeteksi penyebab alergi sejak dini. Bisa melakukan diet eliminasi selama 3 minggu, kemudian dilakukan provokasi. Dan jika sudah diketahui penyebabnya, maka bisa dihindari selama 3-6 bulan, katanya.

Penghindaraan daripada makanan ini harus berdasarkan diet eliminasi dan provokasi. Jadi setelah dieliminasi harus di provokasi, tidak boleh dibiarkan eliminasi terus selama 2 tahun tidak boleh. Karena risiko malnutrisi dan stunting itu lebih besar. Makin lama dipantang berbagai macam makanan, risiko gangguan tumbuh kembangnya juga lebih tinggi, ujar dia.

Untuk menunjang pertumbuhan anak yang alergi susu sapi, yaitu dengan mengganti nutrisi yang sesuai dan tepat.

Menggantinya (nutrisi) harus sesuai. Jadi kan susu sapi protein hewani, gantinya juga protein hewani. Seperti misalnya diberikan telur atau susu formula pengganti yang bisa diberikan pada anak yang alergi susu sapi, kata dia.

Selain itu, perlu adanya pemantauan penambahan berat dan tinggi badan. Anda juga perlu konsultasi ke dokter agar dapat membantu mendiagnosis kemungkinan anak mengalami gangguan tumbuh kembang.

Dokter Zahra menyebut, anak akan lebih sulit mengejar stunting saat berumur tiga tahun lebih. Sebab itu, dia menyarankan, agar orang tua dapat mendeteksi alergi susu sapi dan stunting pada anak sejak dini.

Topik Menarik