4 Fakta Harga Telur Mahal Banget, Ternyata Ini Biang Keroknya

4 Fakta Harga Telur Mahal Banget, Ternyata Ini Biang Keroknya

Travel | BuddyKu | Senin, 29 Mei 2023 - 04:25
share

JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia ( Ikappi ) mengungkapkan harga telur ayam terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2 minggu terakhir. Hal ini disebabkan pasokan telur ayam mengalami penurunan.

Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, tingginya harga telur tentu berdampak pada pedagang pasar. Pasalnya, naiknya harga telur maka otomatis menambah modal untuk membeli produk tersebut.

"Sebenarnya ini terjadi hampir kurang lebih 1 bulan, kenaikan tidak wajar dalam kurun waktu 2 minggu terkahir, paling tajam minggu ini dari Rp27.000 ke Rp28.000 dan bertahan di Rp29.000, dan minggu ini berhasil mencapai Rp30.000 ribu/kg," ujar Abdullah dalam Market Review IDXChannel.

Berikut fakta yang dirangkum Okezone, Senin (29/5/2023) tentang biang kerok harga telur mahal banget.

1. Ikappi ungkap harga telur ayam terus alami peningkatan

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkapkan harga telur ayam terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2 minggu terakhir. Hal ini disebabkan pasokan telur ayam mengalami penurunan.

2. Tingginya harga telur berdampak pada pedagang pasar

Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, tingginya harga telur tentu berdampak pada pedagang pasar. Pasalnya, naiknya harga telur maka otomatis menambah modal untuk membeli produk tersebut.

"Sebenarnya ini terjadi hampir kurang lebih 1 bulan, kenaikan tidak wajar dalam kurun waktu 2 minggu terkahir, paling tajam minggu ini dari Rp27.000 ke Rp28.000 dan bertahan di Rp29.000, dan minggu ini berhasil mencapai Rp30.000 ribu/kg," ujar Abdullah dalam Market Review IDXChannel.

3. Bansos jadi biang keroknya

Abdullah telah melakukan penelitian kecil terkait penyebab harga telur mengalami kenaikan. Seperti harga pakan ayam yang memang melonjak tinggi maupun ada pemborong dari institusi pemerintah untuk program bansos.

Pengadaan telur itu langsung menyasar peternak sehingga porsi telur untuk pasar tradisional mengalami gangguan.

"Belum lagi program bansos Pemerintah, ini kan Pemerintah mengambil langsung ke peternak, bukan ke pedagang pasar tradisional, sehingga distribusi tidak terukur dan tidak terjaga, ini penyebab tambahannya," kata Abdullah.

"Jadi harganya telur yang tidak terkendali saat ini, bisa karena produksi yang menurun dibandingkan tahun lalu, ternyata produksi yang ada tidak sepenuhnya dimasukkan ke pasar tradisional, tetapi dibagi untuk kebutuhan yang lain, apalagi masun tahun politik ada bagi bagi sembako lagi," sambungnya.

4. Pemborong buat pasokan telur alami penurunan

Pemborong itu yang membuat pasokan telur ke pasar tradisional mengalami penurunan. Sehingga harga di pasar tradisional sendiri yang mengalami penurunan stok praktis mengalami kenaikan.

"Kalau suply demand tidak seimbang otomatis harga juga akan tinggi, yang biasanya dikirim ke pasar bisa sampai 1 ton, tetapi ini hanya cuma 1/4, pasti akan mempengaruhi harga di pasar, dan itu terjadi disetiap pasar di Indonesia," pungkasnya.

Topik Menarik