Penyebab Toko Buku Gunung Agung Tutup Permanen, Tak Lagi Beroperasi Mulai Akhir Tahun 2023
JAKARTA, celebrities.id - Penyebab Toko Buku Gunung Agung tutup ternyata bikin warganet penasaran. Sebab, Toko Buku Gunung Agung sempat populer di kalangan pelajar dan pencinta buku sebelum ebook populer.
Toko Buku Gunung Agung didirikan pada tahun 1953. Lebih dari setengah abad beroperasi, popularitas Toko Buku Gunung Agung mulai meredup seiring perkembangan zaman.
Penutupan gerai Toko Buku Gunung Agung sebenarnya sudah dilakukan sejak 2013 silam. Terus berlanjut sampai akhirnya memuncak di tahun 2020 karena pandemi Covid-19.
Dilansir dari berbagai sumber, Senin (22/5/2023), celebrities.id telah merangkum tentang penyebab Toko Buku Gunung Agung tutup permanen.
Penyebab Toko Buku Gunung Agung Tutup
PT GA Tiga Belas yang menaungi Toko Buku Gunung Agung menyatakan bahwa langkah mereka untuk menutup gerai yang ada di beberapa kota seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Gersik, Bekasi, Magelang dan Semarang merupakan hal yang efisien untuk dilakukan, terutama saat pandemi Covid-19 melanda.
Pada tahun 2013, perusahaan ini juga mengalami permasalahan di mana beban biaya operasional yang semakin bertambah dan tidak bisa dibandingkan dengan penjualan mereka setiap tahun.
Alhasil, toko buku ini mengalami kerugian yang besar sampai akhirnya bangkrut dan akan menutup permanen semua gerai mereka yang tersisa.
Proses penutupan toko buku ini dari tahun 2020 sampai 2023 dilakukan secara bertahap sesuai dengan pedoman undang-undang yang berlaku. Bersamaan dengan hal tersebut, pemutusan kontrak kerja juga dilakukan oleh beberapa karyawan.
Walaupun begitu, kabar bahwa perusahaan ini melakukan PHK kepada 350 karyawan adalah salah. Ditegaskan kembali bahwa mereka menjalankan proses efisiensi dan efektivitas operasional sesuai dengan hukum yang berlaku. Mereka juga menjamin untuk proses penyelesaian konflik hubungan industrial juga akan dilakukan dengan mematuhi hukum ketenagakerjaan.
Sejarah Toko Buku Gunung Agung
Toko Buku Agung didirikan tahun 1953 oleh Tjio Wie Tay yang merupakan pelopor bisnis toko buku dan alat tulis di Indonesia. Bisnis ini dikembangkan oleh Tay San Kongsie dan 2 temannya yakni, Lie Tay San dan The Kie Hoat.
Setelah kemerdekaan Indonesia dan penerbit belanda meninggalkan Indonesia, permintaan akan buku semakin melonjak tinggi. Tay San Kongsie melihat adanya peluang dan memutuskan untuk membuka toko buku impor dan majalah. Walaupun bersaing dengan toko buku Belanda, toko buku milik Tay San lebih baik dan memiliki pilihan yang beragam.
Karena mendapatkan keuntungan yang besar, lebih dari bisnis rokok dan birnya, akhirnya Tay San Kongsie menutup bisnis rokok dan bir, lalu memilih fokus untuk meningkatkan toko bukunya. Pada tahun 1952, Tjio Wie Tay membeli rumah sitaan kejaksaan di Jalan Kwitang No.13, Jakarta Pusat. Lalu, dengan rumah itu dia membangun percetakan kecil di belakangnya.
Bisnis itu pun semakin berkembang dan mendorong Tjio untuk membangun sebuah perusahaan di tahun 1953. Tapi, idenya itu tertolak oleh Lie Tay San sehingga ia memilih keluar dari kongsi.
Itulah pembahasan tentang penyebab toko buku Gunung Agung tutup permanen. Semoga bermanfaat dan menjadi salah satu rekomendasi terbaik untuk Celeb Hitz!

