Mengenal Ikan Batak, Penghuni Asli Danau Toba yang Hampir Punah
JAKARTA, iNews.id - Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia yang ada di Sumatera Utara. Semua tumbuh-tumbuhan hidup subur di sekitarnya, tak terkecuali biota di dalam Danau Toba.
Bagi yang belum tahu, Danau Toba ternyata memiliki salah satu penghuni asli yang dikatakan sebagai ikan purba. Ya, biota tersebut adalah Ikan Batak.
Ikan Batak (Tor soro) memiliki nilai budaya yang tinggi dan ekonomis tinggi. Bukan sekadar ikan air tawar biasa, ikan yang telah ada sejak zaman kerajaan itu, dulunya kerap dijadikan menu santapan oleh para raja-raja dan juga makanan persembahan bagi Tuhan.
Penasaran ingin tahu seperti apa Ikan Batak ini? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (19/5/2023).
Mengenal Ikan Batak
Tidak banyak yang mengetahui, danau seluas 1.130 kilometer persegi ini memiliki spesies endemik yang telah hidup dan berkembang biak selama ribuan tahun. Spesies tersebut bernama Neolissochilus thienemanni, atau yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai ikan jurung atau ikan batak.
Secara ilmiah, ikan ini termasuk dalam famili yang sama dengan ikan mas, yaitu famili Cyprinidae atau suku ikan karper. Namun, secara morfologi, ikan batak memiliki ciri-ciri khusus.
Menurut situs web Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ikan batak memiliki tubuh pipih yang memanjang, dengan warna keperakan pada usia kurang dari enam bulan yang kemudian berubah menjadi kuning kehijauan seiring bertambahnya usia.
Ikan batak memiliki cuping berukuran sedang di bagian bawah bibir. Sirip punggungnya berbentuk cekung, sedangkan sirip dubur dan sirip ekornya bercabang dengan ujung yang meruncing.
Terdapat 10 sisik di depan sirip punggung dan 26 sisik sepanjang sisi tubuh. Selain itu, terdapat 24-28 sisik yang menutupi bagian garis sisi tubuh ikan, yang biasanya terlihat di tengah tubuh ikan.
Di setiap sisi moncong dan di bawah mata, terdapat 10 baris pori-pori yang tidak beraturan. Pori-pori ini membentang dari belakang hingga ke bagian bawah bibir.
Memakan ikan ini memiliki pengharapan untuk mendapat berkat dari Tuhan dan diberikan kesehatan, panjang umur, diberi banyak keturunan, serta dimudahkan rezeki atau hartanya.
Ikan Batak dalam Kebudayaan dan Adat Batak Toba
Dalam Horja Mangupaupa atau upacara perkawinan adat Batak Toba, keluarga calon pengantin wanita menyajikan ikan ini ke calon pengantin pria. Begitupun sebaliknya, pengantin pria memberikan persembahan berupa daging kerbau. Filosofinya, Ikan Batak adalah simbol Boru Muli, pengantin wanita (oroan), dan pemberian ikan batak ke pria disebut sebagai Ulu ni Dekke Mulak.
Dalam upacara-upacara adat, ikan Batak kerap dimasak atau disajikan dalam bentuk arsik yaitu sajian ikan bumbu kuning dengan campuran rempah-rempah.
Sangat disayangkan, populasi ikan Batak saat ini menurun bahkan bisa dibilang langka di perairan Indonesia. Diketahui banyak penangkapan yang berlebihan, dan aktivitas pertanian yang menimbulkan pencemaran terhadap perairan, serta adanya keramba apung ikut menjadi ancaman terhadap keberadaan Ikan Batak.
Saat ini, ikan Batak menjadi salah satu spesies ikan yang dilindungi. Padahal, Ikan Batak punya harga jual yang tinggi. Ikan seberat 1 kg bisa mencapai harga jual sebesar Rp1 juta.


