Doyan Makan Mi Instan, Nih Batas Maksimal Konsumsi Mi Instan Menurut Pandangan Kesehatan
Mi instan , salah satu makanan yang banyak dikonsumsi karena rasanya yang nikmat dan mudah untuk membuatnya. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa jumlah gizi sehat yang terkandung pada makanan tersebut terbilang minim bahkan dapat meningkatkan risiko dari beberapa penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui batas maksimal konsumsi mi instan agar tubuh tetap sehat.
Kandungan natrium, MSG, dan pengawet di dalam mi instan sangat tinggi, sehingga tidak boleh dikonsumsi setiap hari atau dalam waktu seminggu. Pandangan terkait konsumsi makanan yang terbuat dari tepung olahan ini cukup beragam. Ada yang menyatakan bahwa batas maksimal konsumsi mi instan sebaiknya hanya satu-dua porsi dalam satu minggu dan tidak boleh lebih dari itu. Namun, ada juga yang berpendapat lebih ekstrim dengan hanya memperbolehkan konsumsi makanan yang mudah disajikan ini hanya 12 kali dalam sebulan.
Mitos yang mengatakan bahwa menambahkan sayuran ke mi instan yang disajikan dapat meningkatkan nilai gizinya tidak benar. Makanan-makanan yang menyehatkan seperti sayur dan buah tidak dapat melawan efek negatif yang dihasilkan oleh makanan tidak sehat ini. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dampak buruk yang dapat dihasilkan dari konsumsi mi instan.
Salah satu dampak buruk yang dapat dihasilkan dari konsumsi mi instan adalah meningkatkan risiko terjadinya kanker. Makanan olahan cepat saji ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pencernaan yang memaksanya untuk mengolah mi dalam waktu berjam-jam. Makanan ini juga dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat. Pencernaan yang lambat membuat bahan kimia beracun dan pengawet tetap berada di dalam tubuh yang menyebabkan paparan berlebihan dari BHA dan TBHQ.
BHA dan TBHQ adalah kandungan umum yang digunakan dalam suatu produk agar dapat tahan lama atau pengawet. Namun, kandungan-kandungan tersebut bersifat karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan kanker pada seseorang dan beberapa gangguan lainnya, seperti asma, diare, bahkan perasaan cemas. Semua gangguan tersebut berisiko lebih tinggi terjadi saat mengkonsumsi mi instan terlalu sering. Oleh karena itu, ada baiknya untuk membatasi konsumsinya sekarang juga.
Dampak buruk lainnya dari melewati batas maksimal konsumsi mi instan adalah peningkatan risiko penyakit jantung. Seseorang yang terlalu sering mengkonsumsi mi instan atau bahkan beberapa porsi dalam seminggu, berhati-hatilah terhadap peningkatan risiko dari penyakit jantung. Risikonya dapat mencapai 68 persen untuk mengalami sindrom metabolik.
Sindrom metabolik adalah sekelompok gejala dari obesitas sentral, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk tertular penyakit jantung, diabetes, hingga stroke. Konsumsi mi instan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas sentral atau penumpukan lemak pada bagian perut dan pinggang. Obesitas sentral merupakan faktor risiko utama terjadinya sindrom metabolik dan berbagai penyakit lainnya. Kandungan lemak jenuh pada mi instan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Selain itu, kandungan natrium pada mi instan juga dapat meningkatkan tekanan darah. Saat tubuh terlalu banyak mengonsumsi natrium, tubuh akan menahan cairan yang menyebabkan peningkatan volume darah dan tekanan darah. Hal ini dapat memperburuk kondisi orang yang sudah menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak.
Tidak hanya itu, mi instan juga mengandung bahan pengawet seperti MSG atau monosodium glutamat. Kandungan MSG pada mi instan dapat menimbulkan efek buruk pada kesehatan, seperti sakit kepala, keringat dingin, mual, dan lelah. Beberapa orang bahkan mengalami reaksi alergi atau intoleransi terhadap MSG. Jika seseorang memiliki riwayat alergi atau intoleransi terhadap MSG, sebaiknya menghindari mi instan dan makanan lain yang mengandung bahan tersebut.
Meski terdapat berbagai risiko buruk yang dapat ditimbulkan dari konsumsi mi instan, bukan berarti kamu harus menghindarinya sama sekali. Ada batas maksimal konsumsi mi instan dan kamu masih dapat mengkonsumsi mi instan dengan cara yang lebih sehat dan aman bagi tubuh. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:




