5 Fakta Unik Masjid Raya Sumatera Barat: Arsitektur Unik Seperti Tanduk Kerbau
AKURAT.CO, Masjid Raya Sumatera Barat merupakan salah satu masjid kebanggaan warga Padang. Dikenal juga sebagai Masjid Mahligai Minang, masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Pembangunan masjid yang berlokasi di Jl. Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat dilakukan beberapa tahap lantaran terkendala dana.
Diketahui pembangunan Masjid Mahligai Minang hanya mengandalkan dana APBD Sumatera Barat. Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh Gamawan Fauzi, Gubernur Sumatera Barat yang menjabat saat itu.
Masih banyak hal tentang Masjid Raya Sumatera Barat yang menarik untuk diketahui. Berikut 6 fakta unik Masjid Raya Sumatera Barat.
5 Fakta Unik Masjid Raya Sumatera Barat
1. Arsitektur Unik Masjid Khas Berbentuk Gonjong
Masjid ini adalah hasil rancangan tangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong yaitu seperti tanduk kerbau yang merupakan lambang rumah khas Minangkabau.
Terdapat pula penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Di samping itu, arsitektur masjid juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Kota Mekah di setiap sudutnya.
2. Bangunan Masjid Tahan gGmpa
Melihat dari kejadian gempa dahsyat yang menimpa Sumatera Barat pada tahun 2009, maka Masjid Raya Sumatera Barat terancang khusus untuk tahan terhadap gempa bumi hingga 10 magnitudo. Masjid Raya Sumatera Barat juga bisa digunakan untuk shelter atau lokasi evakuasi bila sewaktu-waktu terjadi bencana.
3. Dapat Menampung 20 Ribu Jemaah
MasjId Raya Sumatera Barat sudah mulai terbuka sejak 2012, hanya saja penggunaannya masih terbatas. Saat itu, masjid ini hanya digunakan untuk pelaksanaan shalat Jum\'at, shalat ied, dan dijadikan tempat pertemuan keagamaan tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Peresmian dan pembukaan masjid ini untuk umum terlaksana pada 7 Februari 2014. Meskipun demikian, pembangunan masjid ini masih terus berjalan hingga pada akhirnya pembangunan masjid ini selesai tahun 2019.
Masjid ini menampung sekitar 20.000 jemaah, yakni 15.000 jemaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan lantai tiga. Masjid tersebut dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan, yakni sekitar 18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang cukup luas.
4. Biaya Pembangunan Sekitar Rp500 Miliar
Di halaman masjid dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakusi jika terjadi tsunami. Pengerjaan pembangunan masjid ini dilakukan oleh PT. Total Bangun Persada dalam beberapa tahap.
Tiga tahap pertama mulai dari pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan pemasangan struktur bangunan, lalu dilanjutkan dengan pengerjaan ruang shalat dan tempat wudhu, hingga pemasangan keramik pada lantai dan ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar.
Tiga tahap pembanguan masing-masing menghabiskan biaya Rp103,871 miliar (2008-2009), Rp15,288 miliar (2010), dan Rp31 miliar (2011).
Pada pertengahan 2012, pengerjaan pembangunan telah memasuki tahap keempat yang menghabiskan anggaran Rp25,5 miliar. Pada 2013 dilanjutkan dengan pembangunan lanskap dan pemasangan kubah, lalu pada 2014 dibangun empat menara masing-masing setinggi 100 meter.
Sementara itu, biaya pengerjaan pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp500 miliar lebih ini seluruhnya diambil dari APBD Provinsi Sumbar. Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp500 miliar, lantaran terjadi gempa bumi pada 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat.
5. Interior Masjid Raya Sumatera Barat
Adapun interior masjid, di bagian mihrabnya dibuat menyerupai Hajar Aswad dengan atapnya yang dihiasi ukiran Asmaul Husna berwarna keemasan di sebuah latar berwarna putih. Lalu, pada bagian lantai dilengkapi karpet permadani berwarna merah yang digunakan sebagai sajadah dan merupakan hdiah dari Pemerintah Turki, sehingga kaki akan dimanjakan oleh karpet yang nyaman.
Di bagian luar, terdapat taman dengan hamparan rumput hijau. Tak hanya itu, masjid ini juga menyediakan fasilitas parkir yang bisa menampung sekitar 600 mobil, karena itu pengunjung tidak akan kesulitan saat membawa kendaraan ke masjid ini.




