Pesawat Penumpang Ini Bisa Terbang dengan Kecepatan 11 Ribu Km per Jam, Canggih!
JAKARTA, celebrities.id - Sebuah perusahaan memproduksi pesawat penumpang yang bisa terbang dengan kecepatan lebih dari 11 ribu kilometer per jam.
Andrew Suggleby selaku Chief Technology Officer Venus Aerospace mengatakan perusahaan yang didirikan bersama sang istri, Sassie tengah berjibaku menciptakan mesin canggih super cepat.
Mesin tersebut nantinya akan menjadi jeroan pesawat hipersonik yang bisa membawa sekitar selusin penumpang dan melakukan perjalanan dengan kecepatan Mach 9 yang sangat cepat, atau lebih dari 11 ribu kilometer per jam. Dengan kecepatan itu, Sassie Duggleby mengatakan bahwa dunia akan banyak berubah.
Seberapa banyak dunia berubah jika Anda bisa pergi ke mana saja dalam satu jam? ucap Sassie Duggleby seperti yang dikutip dari arstechnica.
Di tengah tujuan perusahaan yang cukup ambisius, terdapat sejumlah keraguan, salah satunya yakni Mach 9 benar-benar sangat cepat, dan belum ada pesawat terbang secepat itu.
Adapun pesawat tercepat yang pernah dibuat adalah Lockheed SR-71 "Blackbird" yang terbang dengan kecepatan Mach 3.2.
Jadi, bila kecepatan di atas Mach 9, kamu bisa kehilangan komunikasi dengan tanah, ketika plasma mulai menyelimuti kendaraan, seolah-olah itu merupakan pesawat ruang angkasa yang kembali ke Bumi melewati atmosfer bagian atas.
Dari sisi perbandingan perjalanan penumpang, pesawat supersonik Concorde menempuh kecepatan Mach 2 atau sekitar 2.100 kmper jam. Sebagian besar generasi baru pesawat supersonik yang tengah dikembangkan saat ini, berada di kisaran yang hampir sama seperti kecepatan jelajah Boom Supersonic Mach 1,7.
Sedangkan Keluarga Duggleby mengusulkan profil penerbangan yang sangat berbeda. Di mana mereka bermaksud agara pesawat lepas landas dan melakukan dorongan 10 menit dengan mesin roket, bisa mengirim pesawat ke ketinggian sekitar 50 km atau setengah jalan ke luar angkasa.
Karena itu, perusahaan tersebut memutuskan campuran bahan bakar untuk mesinnya room temperature hidrogen peroksida dan Jet-A, bahan bakar yang digunakan oleh sebagiam besar pesawat jet. Insinyur perusahaan tersebut pun baru-baru ini mendapat liquid peroksida Dan Jet-A detonation yang penting untuk menggunakan komposisi bahan bakar yang stabil.
Satu hal kunci yang membuat semua itu berfungsi, yakni menggunakan jenis mesin baru berdasarkan "rotating detonation". Pemerintah di seluruh dunia sendiri sudah meneliti teknologi tersebut selama lebih dari satu dekade, karena berpotensi meningkatkan efisiensi bagan bakar dalam berbagai aplikasi. Dari mulai kapal Angkatan Laut AS hingga mesin roket.
Pad mesin roket tradisional, propelan bertekanan tinggi dan oksidator disuntikkan ke dalam ruang pembakaran tempat mereka terbakar dan menghasilkan knalpot yang sangat energik, di mana hukum gerak kedua newton sedang beraksi.
Mesin peledakan yang berputar berbeda karena gelombang peledakan, bergerak di sekitar saluran melingkar. Hal itu ditopang dengan injeksi bahan bakar dan pengoksidasi dan menghasilkan gelombang kejut yang bergerak dengan kecepatan supersonik.
Hal itu memang terdengar cukup rumit namun semakin banyak kelompok di Jepang, Eropa, Amerika Serikat, dan tempat lainnya yang telah memproduksi dan menguji mesin sejenis itu
Dalam tes laboratorium, mesin sudah memberikan peningkatan efisiensi bahan bakar sekitar 10 persen. Hal itu terdengar tidak banyak, tapi itu merupakan angka sukses atau gagal untuk Venus Aerospace.
Secara umum, pesawat hipersonik mengandung sekitar 80 persen bahan bakar dan pengoksidasi. Dengan meningkatkan efisiensi bahan bakar tersebut, sebenarnya terdapat sisa massa untuk hal-hal penting seperti landing gear, sayap, dan bahkan beberapa penumpang.
"Ini memungkinkan kami untuk benar-benar membuat kendaraan seperti pesawat terbang," kata Andrew Duggleby.
Sebagai informasi, perusahaan ini memiliki sekitar 80 karyawan penuh waktu dan 20 kontraktor, yang sebagian besar bekerja di hanggar perusahaan di Houston Spaceport.
