Cari Tahu! Sejarah Hari Film Nasional Yang Diperingati Pada Tanggal 30 Maret

Cari Tahu! Sejarah Hari Film Nasional Yang Diperingati Pada Tanggal 30 Maret

Travel | BuddyKu | Kamis, 30 Maret 2023 - 16:20
share

AKURAT.CO Tepat hari ini, Hari Film Nasional di Indonesia selalu diperingati setiap tanggal 30 Maret. Pada tanggal tersebut dirayakan untuk memperingati dilakukannya pemutaran film pertama di Indonesia, yaitu di tahun 1950. Saat itulah tercipta hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Dosa atau Long March Siliwangi yang disutradarai oleh Usmar Ismail.

Arti dari film merupakan arsip sosial yang menangkap jiwa di zaman masyarakat pada saat itu juga. Sebagai tanda apresiasi setiap film yang hadir untuk menghibur masyarakat, maka tanggal 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional Indonesia. Untuk mengetahui sejarah lengkapnya, kamu bisa simak penjelasan berikut ini.

Sejarah Hari Film Nasional Indonesia

Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (30/3/2023), perkembangan film di Indonesia dimulai sejak masa kolonial. Pada masa tersebut, terciptalah film pertama yang diproduksi di Indonesia dengan judul \'Loetoeng Kasaroeng\' dan berhasil diputar pada tanggal 31 Desember 1926.

Lotoeng Kasaroeng merupakan hasil produksi dari Tan Boen Soan dan Sutan Usman Karim. Film ini diputar di bioskop pertama di Indonesia yaitu Java Bioscoop yang terletak di Jakarta.

Terdapat salah satu film yang terkenal dan sering dianggap sebagai film pertama di Indonesia yaitu \'Si Pitoeng\' yang diproduksi oleh Albert Balink pada tahun 1940, menjadi sebuah kesalahpahaman. Film ini seringkali diputar di bioskop pada hari kemerdekaan, jadi banyak masyarakat yang menganggap sebagai film pertama di Indonesia. Melalui film ini, dianggap menjadi tonggak awal perkembangan industri film nasional di Indonesia.

Peringatan Hari Film Nasional tersebut ditetapkan sebagai bentuk upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi insan perfilman Indonesia untuk membuat prestasi dan mengangkat derajat film Indonesia. Dengan harapan, peringatan ini membuat generasi selanjutnya tetap melestarikan dunia perfilman dengan memberikan karya-karya yang lebih baik lagi.

Selama periode tahun dari 1950-1959, film dijadikan sebagai salah satu alat perjuangan bangsa untuk mengisi kemerdekaan. Tak berlangsung lama, film Indonesia sempat mengalami kemunduran di tahun 1953 karena muncul beberapa film asing dari negara luar.

Dengan berbagai cara supaya meningkatkan film Indonesia diminati kembali, film dijadikan sebagai alat pendidikan dan penerangan. Hingga akhirnya di tahun 1970 sampai 1980-an, perfilman Indonesia kembali memasuki masa jaya karena banyaknya jumlah produksi film.

Tidak selalu stabil, perfilman Indonesia kembali menurun di tahun 1990 karena kualitas film yang tidak meningkat. Oleh sebab itu, film Indonesia kalah saing dengan film impor. Karena kondisi tersebut, mulai banyak gedung bioskop yang ditutup dalam 10 tahun terakhir. Memasuki tahun 2005, film disertakan sebagai subsektor industri kreatif Indonesia, yang juga dianggap sebagai budaya.

Perlu kamu ketahui, di tanggal 30 Maret 1950, ada tiga peristiwa penting yang berhubungan dengan Hari Film Nasional sebagai momen berharga untuk industri perfilman Indonesia, yaitu:

  1. Berdirinya Perusahaan Film Nasional Indonesia (PERFINI) di bawah pimpinan Usmar Ismail.
  2. Produksi pertama PERFINI yaitu film Darah dan Doa merupakan film nasional pertama, sehingga menjadi tonggak penting sejarah film Indonesia.
  3. Epos berdasar skenario Gayus Siagian dan disutradarai Umar Ismail yaitu Enam Jam di Yogya, menceritakan penyerbuan tentara Indonesia ke kota Yogyakarta.

Itulah penjelasan singkat mengenai informasi sejarah Hari Film Nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 30 Maret. Tujuan dari peringatan ini agar meningkatkan kesadaran dan mendapatkan apresiasi terhadap perfilman Indonesia oleh masyarakat.

Topik Menarik